300 Babi di Tana Toraja Mati gegara Virus ASF, Peternak Rugi Rp 50 Juta

300 Babi di Tana Toraja Mati gegara Virus ASF, Peternak Rugi Rp 50 Juta

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Senin, 05 Jun 2023 15:23 WIB
Peternak babi di Tana Toraja saat melihat babinya terjangkit ASF.
Peternak babi di Tana Toraja saat melihat babinya terjangkit ASF. Foto: Dok. Rachmat Ariadi/detikSulsel
Tana Toraja -

Sebanyak 330 ekor babi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) mati akibat serangan wabah penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Situasi ini dikeluhkan peternak lantaran mengalami kerugian mencapai Rp 50 juta.

"Saya punya babi 27 ekor jumlahnya, sudah 12 ekor yang mati karena virus ini, mati mendadak," kata salah seorang peternak babi Serly kepada detikSulsel, Senin (5/6/2023).

Serly mengungkapkan akibat virus ASF tersebut dirinya mengalami kerugian hingga Rp 50 juta. Dia mengatakan dalam dua pekan terakhir, terdapat satu babi yang mati mendadak setiap harinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah 2 minggu mi ini. Setiap hari pasti ada babi yang mati, kalau rugi pasti. Kita ambil satu babi dewasa itu Rp 3 juta sampai Rp 5 juta, kerugian saya sudah hampir Rp 50 juta," tegasnya.

Dia menjelaskan sebelum babinya mati, biasanya gejala nafsu makan berkurang, suhu babi meningkat kemudian babi terlihat pincang. Saat ini dirinya hanya menyemprotkan disinfektan di sekitar kandang untuk menghentikan penyebaran virus.

ADVERTISEMENT

"Biasanya itu babi tidak mau makan, panas, terus pincang. Nah 1 atau 2 hari itu babinya langsung mati. Tidak tau apa yang bisa dilakukan, cuma semprotkan disinfektan saja," ucapnya.

Sementara itu, Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Tana Toraja, Octavianus Sonda mengutarakan sekitar 300 ekor babi mati karena terjangkit ASF hingga saat ini. Kondisi tersebut dinilai mengancam 346.710 populasi babi yang ada di Tana Toraja.

"Laporan yang masuk kurang lebih 300 ekor sudah mati, tapi data itu masih banyak peternak yang belum lapor. Ini sangat berbahaya karena mengancam populasi babi kita, ada 346.710 populasi babi yang ada di 19 Kecamatan," jelas Octavianus dikonfirmasi terpisah.

"Sekarang belum ada vaksin untuk babi, jadi untuk mencegah virus ASF kami hanya membagikan disinfektan ke peternak. Kalau lama vaksin ada untuk ASF kami khawatir 346.710 populasi babi di Tana Toraja ini terjangkit dan mati semua," tambahnya.

Dia menambahkan saat ini Tim Satuan Tugas (Satgas) pencegahan virus ASF Tana Toraja melakukan tracking penyebaran virus. Selain itu satgas juga menutup lalu lintas hewan babi dari luar daerah.

"Sementara kita tracking penyebarannya. Kami juga menutup sementara lalin ternak babi dan pakannya dari luar daerah. Ini untuk menyelamatkan populasi babi kita," pungkasnya.




(afs/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads