Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.
Polisi resmi menghentikan penyelidikan kasus tewasnya anak pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Benny Nurdin Yusuf, Basman Nafa Yaskura (15) di SMP Athirah Makassar. Polisi menyimpulkan korban sengaja melompat dari lantai 8 sekolah sehingga dipastikan tidak ada unsur pidana di kasus ini.
Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima detikSulsel, korban sempat terlihat memasuki lift sekolahnya pada Rabu (24/5). Rekaman kamera pengawas sekolah awalnya menampilkan korban sedang berjalan di lobi menuju lift sekolah pada pukul 09.21.54 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada rekaman CCTV selanjutnya menampilkan suasana dalam lift sekolah korban pada pukul 09.23.34 Wita. Terlihat awalnya ada tiga orang dalam lift yakni 2 siswi yang berada di sisi kiri dan seorang pria dewasa yang tepat berdiri di dekat tombol lift.
Posisi pintu lift saat itu sedang terbuka dan tampak seorang siswa mengenakan kopiah ikut masuk dan berdiri di sisi kanan lift. Selanjutnya seorang petugas mendorong troli galon juga masuk ke dalam lift.
Sementara korban Basman terlihat berjalan tepat di belakang petugas yang membawa galon tersebut. Korban yang mengenakan baju dan celana hijau itu langsung menekan tombol lift kemudian mengambil posisi di bagian paling belakang lift.
![]() |
Dalam video selanjutnya, kembali muncul dua orang siswa berseragam putih. Tepat pada pukul 09.24.26 Wita, dua siswi yang paling awal berada di dalam lift terlihat berjalan keluar.
Kemudian pukul 09.24.43, siswa yang mengenakan kopiah juga keluar dari lift. Sementara pada pukul 09.25.02, dua siswa berseragam putih itu juga keluar dari lift.
Pada momen ini korban tetap berdiri di bagian belakang lift. Tersisa hanya korban bersama petugas galon dan pria dewasa yang berdiri di dekat tombol lift.
![]() |
Tepat pada pukul 09.25.23 korban sudah keluar dari lift bersama petugas galon sehingga di dalam lift tersisa hanya pria dewasa yang berdiri di dekat tombol lift tersebut.
![]() |
Berdasarkan keterangan kepolisian sebelumnya, korban memang langsung ke lantai 8 dengan menggunakan lift. Sementara pada rekaman CCTV lainnya, tampak suasana halaman parkir sekolah yang bersebelahan dengan lapangan voli.
Pada rekaman CCTV sekitar pukul 09.44.02, tampak aktivitas normal para siswa di lapangan voli. Namun tak lama kemudian jenazah korban ditemukan tergeletak di lapangan voli tersebut usai terjatuh dari lantai 8 sekolah.
![]() |
Kronologis Tewasnya Basman
Basman ditemukan tewas di halaman sekolahnya di SMP Athirah Makassar, Jalan Kajaolalido, Rabu (24/5) pagi. Basman terungkap sempat bolos sekolah dan terdeteksi sedang berada di wilayah Taeng, Gowa, Sulsel di hari kejadian,.
Ibu korban yang mengetahui anaknya bolos lantas menghubungi korban. Sang ibu meminta korban agar kembali ke sekolah.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol mengatakan korban saat itu mendapat tugas dari ibunya untuk mengirimkan bukti saat sudah kembali ke sekolah. Bukti yang dimaksud ialah korban wajib mengirimkan bukti foto ke ibunya jika sudah tiba di sekolah.
"Ibunya itu (meminta) kalau sudah di sekolah kirim foto kamu," ujar Ridwan kepada detikSulsel, Jumat (26/5).
Namun korban yang tiba di sekolahnya sekitar pukul 09.23 Wita itu justru langsung menuju lantai 8 dan melewati ruangan kelasnya di lantai 5. Ridwan mengatakan korban sempat menuju musala di lantai 8 dan melakukan ibadah salat di sana.
"Posisinya sempat salat juga dia, informasinya dia sempat salat kalau enggak salah itu dan dia taruh tasnya itu di kamar mandi maka ditemukan tasnya di kamar mandi," kata Ridwan.
Setelah salat itulah korban diduga langsung menuju ke sebuah balkon di lantai 8 hingga diduga sengaja melompat. Menurut Ridwan, peristiwa korban tiba di sekolah hingga ditemukan tewas di lapangan voli sekolah memakan waktu sekitar 20 menit.
Polisi Periksa 23 Saksi
Polisi diketahui melakukan penyelidikan selama 9 hari sejak kematian korban pada Rabu (24/5) lalu. Total penyidik memeriksa 23 orang saksi.
"Iya 23 saksi, bertambah-bertambah kan. Termasuk orang tua, kan ada kita periksa mamanya," kata AKBP Ridwan Hutagaol kepada detikSulsel, Jumat (2/6).
AKBP Ridwan mengungkapkan saksi yang diperiksa di antaranya sejumlah guru SMP Athirah Makassar, wali kelas korban, office boy (OB) sekolah dan juga petugas kebersihan. Selain itu, polisi juga memeriksa teman sekolah dan ibu korban yang sempat berbalas pesan dengan korban saat korban ketahuan bolos sekolah di hari kematiannya.
"Ibunya mencari keberadaan anaknya. Di-chat anaknya (agar kembali ke sekolah), dia WA (WhatsApp), terakhir mamanya bilang kalau sudah sampai sekolah kau fotokan sekolah gitu," katanya.
Ridwan mengatakan saksi yang dimintai keterangan terus bertambah demi penyelidikan yang bersifat komprehensif. Kendati demikian, dia mengakui kasus ini masih pada tahap penyelidikan dan belum ditemukan unsur pidana di dalamnya.
"Kasusnya masih penyelidikan untuk menentukan apakah ini pidana atau tidak," kata Ridwan.
Kasus Kematian Korban Disetop Polisi
Berdasarkan hasil penyelidikan kasus tersebut, korban disimpulkan sengaja melompat alias diduga sengaja mengakhiri hidupnya. Dengan demikian kasus ini resmi disetop polisi.
"Tentunya kita lakukan penghentian penyelidikan," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib kepada wartawan di Porestabes Makassar, Jumat (2/6).
Ngajib menyebut korban terjatuh dari lantai 8 karena sengaja melompat. Polisi menyimpulkan korban sengaja mengakhiri hidupnya.
"Dari hasil pemeriksaan, dari hasil penyelidikan kita dapatkan bahwa korban ini melompat atau bunuh diri," kata Kombes Ngajib.
Ngajib juga memastikan tak ada perbuatan tindak pidana di balik aksi korban sengaja melompat dari lantai 8 sekolah. Oleh sebab itulah Ngajib memastikan tak ada unsur pidana di kasus ini.
"Sampai saat ini tidak ada ditemukan unsur pidana," kata Ngajib.
Motif Korban Lompat dari Sekolah Tetap jadi Misteri
Kombes Ngajib sebelumnya mengungkapkan sejumlah alasan korban patut diduga sengaja melompat dari lantai 8 sekolah. Salah satunya karena tak ada kecurigaan di balik peristiwa ini.
"Karena sampai hasil pemeriksaan hasil olah TKP tidak didapatkan adanya kecurigaan hal-hal yang lain, tapi sampai saat ini proses pembuktian menyatakan ada persesuaian bahwa korban ini memang naik sendiri, dan terjatuh dari atas lantai 8," kata Ngajib pada Rabu (24/5) lalu.
Kombes Ngajib juga mengatakan bahwa luka-luka yang diderita pada mayat korban diakibatkan karena korban memang terjatuh. Dia memastikan tak ada penyebab lain seperti adanya luka akibat dianiaya.
"Kalau dari Dokpol sendiri dari beberapa pemeriksaan akibat dari jatuh itu mengakibatkan ada beberapa yang luka, luka itu memang luka karena jatuh, luka karena benturan, bukan karena benda tumpul yang lain," katanya.
Meski demikian, motif korban sengaja melompat dari lantai 8 sekolah tetap menjadi misteri. Polisi tak dapat memastikan alasan korban melakukan aksi nekat itu.
SMP Athirah Minta Maaf dan Siap Tanggung Jawab
Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah Mas Amin Uppi mengakui ada kelalaian atas insiden tersebut. Pihak sekolah pun meminta maaf namun menegaskan pihaknya siap bertanggung jawab atas insiden yang terjadi.
"Kami sudah serahkan ke polisi untuk menyelidiki kasus ini, apapun hasilnya kami akan bertanggung jawab untuk itu," kata Amin kepada detikSulsel, Senin (29/5).
Amin mengatakan insiden tewasnya korban juga bagian dari kelalaian sekolah karena tangga yang dipakai korban pada saat itu seharusnya tidak terpasang di lokasi. Tangga tersebut seharusnya baru bisa berada di lokasi ketika ingin dipakai oleh teknisi.
"Kan SOP-nya itu kalau tangga pada saat mau dipakai baru diangkat ke situ, ini kebetulan saja karena tidak disangka-sangka. Selama ini kan kalau mau dipakai pagi baru dipasang oleh teknisi baru pakai manjat naik," ungkapnya.
Amin melanjutkan tidak mengetahui anak-anak bisa naik ke atas atap. Bahkan dirinya bahkan baru mengetahui jika siswa bisa naik setelah kejadian tersebut.
"Tidak boleh sebenarnya (naik ke atap), kami juga tidak tahu masalah itu (kalau anak-anak sering naik ke atap), itu juga kelalaian kami, kami juga baru tahu setelah kejadian ini tapi kalau memang ada seperti itu," imbuhnya.
Oleh sebab itu, Amin menerangkan kini pihaknya akan memberlakukan larangan bagi siswa naik ke atas atap. Pihak sekolah bahkan telah memasang tanda larangan naik ke atap.
Sementara terkait CCTV di lantai 8 yang mati saat Basman tewas, Amin menjelaskan jika angin kencang menjadi penyebab plafon ambruk dan mengenai CCTV.
"Pada saat ada angin kencang, itu kan ada 2 CCTV itu kena roboh dengan plafonnya itu," paparnya.
Simak Video "Seputar Anak Pejabat Kemenhub Tewas Terjun dari Lantai 8 Sekolah"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/nvl)