Jalan di Kecamatan Seko, Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) rusak parah hingga diduga menjadi penyebab seorang tukang ojek bernama Gideon (50) tewas kelelahan. Rekan korban bernama Fajar Limbong mengatakan jalan tersebut rusak parah sudah hampir 20 tahun.
"Sudah lama sekali begini kondisinya, sudah mau hampir 20 tahun. Tapi begini mi, jalannya sekarang berlumpur. Kendaraan roda 2 saja setengah mati apalagi mobil, sudah tidak bisa dilalui," ujar Fajar kepada detikSulsel, Sabtu (3/6/2023).
Fajar mengatakan bahwa warga sekitar sudah lama mendesak pemerintah terkait agar jalan di Seko dapat diperbaiki. Namun mereka tidak diacuhkan oleh pemerintah hingga jalan tersebut rusak parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya kami juga sudah capek seperti ini, selalu meminta belas kasih dari pemerintah tapi tidak ada tindakan untuk memperbaiki jalan kami ini. Kami masyarakat harapkan sekali ini perhatikan kami dan perbaiki jalan kami," ucapnya.
Tukang Ojek Tewas Kelelahan
Gideon tewas saat sedang mengantarkan pesanan sembako warga di Seko. Dia meninggal saat tiba di sebuah warung di Kampung Mabusa, Seko pada Kamis (1/6) sekitar pukul 15.00 Wita.
Gideon diduga tewas lantaran harus menempuh perjalanan yang cukup panjang dengan kondisi jalan yang rusak parah. Bahkan tukang ojek kerap harus menginap semalam untuk bisa sampai di Seko.
Menurut Fajar, bermalam merupakan hal yang wajar bagi tukang ojek di Seko. Pasalnya mereka harus melalui jalan yang cukup panjang dan rusak parah.
"Biasanya kan kita tukang ojek ini menempuh waktu 2 hari 1 malam kalau ke Seko karena jalanan," tutur Fajar.
Fajar menjelaskan Gideon sempat menempuh perjalanan dari Sabbang ke Seko pada Rabu (31/5). Dia mengatakan bahwa korban sempat singgah menginap di Desa Labembeng, Kecamatan Karongkong.
Pada hari berikutnya pada Kamis (1/6), Gideon kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Seko. Fajar mengatakan kalau Gideon ke Seko untuk mengantarkan sembako.
"Dia angkut sembako begitu ke Seko. Awalnya sehat, bahkan sempat bernyanyi-nyanyi kemudian singgah bermalam di Labembeng," paparnya.
Namun dalam perjalanan, Gideon gemetaran sehingga memutuskan untuk singgah di warung untuk makan. Kemudian saat pemilik warung mengantarkan nasi, Gideon sudah tidak sadarkan diri lagi
"Nah setibanya di Mabusa, singgah di warung dan di situ dia meninggal," ungkapnya.
Jasad Gideon Ditandu Sejauh 6 Km
Jasad Gideon kemudian ditandu dari Kecamatan Seko menuju Kecamatan Rongkong sejauh 6 kilometer. Warga bersama aparat kepolisian menggotong jenazah menggunakan keranda yang terbuat dari bambu.
"Jenazahnya ditandu sejauh 6 Km menuju Kecamatan Rongkong. Di wilayah Seko itu tidak ada mobilitas ambulans karena jalan rusak," ungkap Fajar.
Warga secara bergantian menandu jenazah Gideon. Mereka menempuh perjalanan panjang dengan kondisi jalan berlumpur dengan banyak kubangan.
"Jadi kami bergantian mengangkat jenazah sampai dapat ambulans. Waktunya itu kurang lebih 1 setengah jam baru tiba, setelah lewati jalan rusak dan berlumpur," terangnya.
(hsr/hsr)