Tren meninggal smartphone tengah dilakukan para Generasi Z di Amerika Serikat (AS). Mereka pun ramai-ramai beralih menggunakan handphone jadul.
Padahal di Gen Z tumbuh di tengah perkembangan pesat teknologi. Sehingga kebanyakan Gen Z menggantungkan banyak hal di smartphone mulai dari urusan hiburan, aktualisasi diri lewat video atau foto, mencari informasi, hingga soal pekerjaan dan percintaan.
Lantas apa alasan para Gen Z di Amerika meninggalkan smartphone?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bukti Berjalan Kaki Tingkatkan Kinerja Otak |
Alasan Gen Z di Amerika Meninggalkan Smartphone
Mengutip dari detikEdu, para Gen Z beralih menggunakan HP jadul dengan fitur seadanya yang hanya dapat menelpon dan berkirim pesan untuk mengurangi kecanduan. Selain itu juga untuk memaksimalkan interaksi sosial secara langsung di lingkup pertemanan.
Tren ini juga dilatarbelakangi oleh persoalan smartphone dan media sosial yang mengakibatkan meningkatnya depresi di kalangan remaja, kata para psikolog.
Berdasarkan data dari Administrasi Layanan Penyalahgunaan Zat dan Kesehatan Mental, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, sejak tahun 2004 hingga 2019 tingkat depresi remaja terjadi peningkatan hampir dua kali lipat.
Maka dari itu, tren beralih ke HP 'jadul' mulai menjalar di kalangan Gen Z Amerika Serikat.
Mahasiswa baru University of Illinois Urbana-Champaign, Sammy Palazzolo (18) mengatakan saat ini ia telah memiliki rutinitas baru dengan ponsel jadulnya. Ketika ingin keluar malam ia dan teman-temannya saling menghubungi satu sama lain hanya melalui ponsel flip jadul.
Selain itu, mereka tetap mengabadikan momen dengan mengambil foto meski dengan kamera yang kualitasnya tak secanggih kamera kebanyakan.
Tren meninggalkan smartphone ini kemudian mulai dikenalkan ke sesama mahasiswa dan mengajak generasi mereka untuk beralih ke HP jadul.
Tanggapan Psikolog Unair
Terkait tren baru ini, dosen Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Prof Dr Nurul Hartini SPsi M Kes turut memberikan tanggapannya. Dia setuju dengan fenomena yang dilakukan Gen Z Amerika karena mampu menghindari dampak yang timbul dari smartphone.
Akan tetapi, penggunaan smartphone tidak hanya ada dampak negatif saja namun ada juga positifnya. Dampak positifnya berupa kemudahan komunikasi dan mengakses informasi yang tidak terbatas.
Meski begitu, tetap ada dampak negatif yang membuat seseorang kecanduan yang berakibat buruk pada fisik atau mental.
Akibat Kecanduan Smartphone
Para Gen Z berhenti menggunakan smartphone guna menjaga kesehatan mental mereka. Tidak hanya itu, Prof Nurul mengatakan smartphone dapat berdampak buruk pada fisik, gangguan penglihatan hingga gangguan motorik.
Dampak dari kecanduan smartphone dari segi mental dapat menimbulkan gangguan kognitif dan merusak kestabilan emosi khususnya pada anak-anak dan remaja.
Itulah yang menyebabkan seseorang mudah marah, padahal sumber yang menyebabkan kemarahan itu berasal dari smartphone.
"Sumber-sumber marah dan sumber-sumber agresi dapat berasal dari sarana prasarana yang seharusnya bisa membantu menjadi lebih cerdas," ungkap Prof Nurul dalam situs Unair.
Dari segi sosial, smartphone juga dapat mengganggu aktivitas sosial seseorang. Contohnya, seseorang bisa menjadi pribadi yang tertutup dan kurang melakukan interaksi sosial sehingga kesulitan ketika harus bergaul dengan teman sebayanya.
Saran Psikolog Unair
Agar terhindar dari kecanduan smartphone pada anak, sejak dini perlu dilakukan evaluasi secara kualitas dan kuantitas tentang smartphone. Contohnya, orang tua bisa menjalankan aplikasi apa yang bisa diakses pada smartphone yang bisa memberikan manfaat kepada diri sendiri.
Tetapi, jika penerapan itu hasil evaluasinya menunjukkan hasil pengguna smartphone berdampak buruk. Misalnya motivasi anak dalam belajar menurun, maka penggunaannya harus dikurangi.
Prof Nurul menyampaikan bahwa jika penggunaan smartphone sesuai dengan porsi dan kebutuhan akan memiliki banyak manfaat. sebaliknya, smartphone bisa membantu meningkatkan kemampuan kognitif pada anak-anak.
"Kalau kita bisa membatasi kedalaman kita sesuai dengan apa yang kita butuhkan, pastinya tidak akan menimbulkan kerugian atau gangguan," ungkapnya.
(urw/alk)