Polisi masih menyelidiki kasus kematian siswa SMP Athirah Makassar Basman Nafa Yaskura (15) usai tewas terjatuh dari lantai 8 sekolah. Polisi sejauh ini sudah memeriksa 23 saksi.
"Iya 23 saksi, bertambah-bertambah kan," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol kepada detikSulsel, Jumat (2/6/2023).
Dia mengatakan 23 saksi yang diperiksa di antaranya sejumlah guru, wali kelas, office boy (OB) sekolah, petugas kebersihan hingga teman sekolah korban. Selain itu, penyidik juga memeriksa keterangan dari ibu korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Termasuk orang tua, kan ada kita periksa mamanya," katanya.
Hanya saja, Ridwan tak menjelaskan lebih jauh terkait hasil pemeriksaan ibu korban. Dia hanya mengungkap ada percakapan korban dan ibunya setelah korban ketahuan bolos sekolah di hari kematiannya.
"Ibunya mencari keberadaan anaknya. Di-chat anaknya (agar kembali ke sekolah), dia WA (WhatsApp), terakhir mamanya bilang kalau sudah sampai sekolah kau fotokan sekolah gitu," katanya.
Ridwan mengatakan saksi yang dimintai keterangan terus bertambah demi penyelidikan yang bersifat komprehensif. Kendati demikian, dia mengakui kasus ini masih pada tahap penyelidikan dan belum ditemukan unsur pidana di dalamnya.
"Kasusnya masih penyelidikan untuk menentukan apakah ini pidana atau tidak," kata Ridwan.
Seperti diketahui, korban Basman ketahuan bolos sekolah pada Rabu (24/5). Korban kemudian terdeteksi sedang berada di Taeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) sehingga diminta oleh ibunya untuk kembali ke sekolah.
"Ibunya itu (meminta) kalau sudah di sekolah kirim foto kamu," ujar AKBP Ridwan Hutagaol kepada detikSulsel, Jumat (26/5).
Korban yang ditelepon oleh ibunya kemudian kembali ke sekolah dan tiba sekitar pukul 09.23 Wita. Korban kemudian menuju lantai 8 sekolah menggunakan lift.
"Posisinya CCTV itu kan pukul 09.23 Wita, dapat dari CCTV itu dari lantai satu ke lantai 8 itu kan 09.23 Wita. Ditemukan (korban tewas) di TKP sama tukang kebun itu pukul 09.40-an Wita," ungkapnya.
Korban dari lantai 8 sekolahnya diduga lanjut naik ke bagian atap atau balkon menggunakan tangga. Selanjutnya dari atap di lantai 8 itulah korban diduga jatuh hingga tewas.
"Kemudian setelah sampai lantai 8 yang bersangkutan itu naik ke atap jadi dari lantai 8 ada atap lagi dia naik menggunakan tangga diduga dari situ lah yang bersangkutan korban itu jatuh ke lantai paling bawah sehingga didapatkan korban tersebut oleh seorang pegawai petugas kebersihan sekolahan Athirah, korban didapatkan meninggal dunia," ungkap Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib, Rabu (24/5) malam.
Simak di selengkapnya di halaman berikutnya...
SMP Athirah Siap Tanggung Jawab
Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah Mas Amin Uppi meminta maaf dan mengakui ada kelalaian atas insiden tersebut. Namun dia menegaskan pihaknya siap bertanggung jawab atas insiden yang terjadi.
"Kami sudah serahkan ke polisi untuk menyelidiki kasus ini, apapun hasilnya kami akan bertanggung jawab untuk itu," kata Amin kepada detikSulsel, Senin (29/5).
"Kami meminta maaf atas kejadian, ini kelalaian kami di sekolah," tutur amin.
Menurut Amin, insiden tewasnya korban bagian dari kelalaian sekolah karena tangga yang dipakai korban pada saat itu seharusnya tidak terpasang di lokasi. Tangga tersebut seharusnya baru bisa berada di lokasi ketika ingin dipakai oleh teknisi.
"Kan SOP-nya itu kalau tangga pada saat mau dipakai baru diangkat ke situ, ini kebetulan saja karena tidak disangka-sangka. Selama ini kan kalau mau dipakai pagi baru dipasang oleh teknisi baru pakai manjat naik," ungkapnya.
Amin melanjutkan tidak mengetahui anak-anak bisa naik ke atas atap. Bahkan dirinya bahkan baru mengetahui jika siswa bisa naik setelah kejadian tersebut.
"Tidak boleh sebenarnya (naik ke atap), kami juga tidak tahu masalah itu (kalau anak-anak sering naik ke atap), itu juga kelalaian kami, kami juga baru tahu setelah kejadian ini tapi kalau memang ada seperti itu," imbuhnya.
Oleh sebab itu, Amin menerangkan kini pihaknya akan memberlakukan larangan bagi siswa naik ke atas atap. Pihak sekolah bahkan telah memasang tanda larangan naik ke atap.
Sementara terkait CCTV di lantai 8 yang mati saat Basman tewas, Amin menjelaskan jika angin kencang menjadi penyebab plafon ambruk dan mengenai CCTV.
"Pada saat ada angin kencang, itu kan ada 2 CCTV itu kena roboh dengan plafonnya itu," paparnya.
Amin mengatakan pihaknya sampai saat ini belum sempat memperbaiki CCTV lantai 8 tersebut. Namun dia berjanji akan memperbaiki dalam waktu dekat.
"Angin kencang bagian barat lantai 8 dan sampai saat ini belum diperbaiki (CCTV), tapi akan kami perbaiki dalam waktu dekat," ungkapnya.
Amin menegaskan tragedi ini menjadi pelajaran yang berharga bagi pihak sekolah. Dia menekankan akan lebih memperhatikan sistem keamanan di area rawan.
"Ini pengalaman yang sangat berharga untuk melengkapi semua sistem IT sekolah termasuk CCTV-nya di bagian luar, dalam dan yang berpotensi untuk menimbulkan kecelakaan seperti itu," tutupnya.
Simak Video "Seputar Anak Pejabat Kemenhub Tewas Terjun dari Lantai 8 Sekolah"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/nvl)