Polisi mengancam penyebar video WNA asal Jerman Darja Tuschinski (28) yang nekat bertelanjang bulat saat pentas tari di Puri Saraswati Ubud, Gianyar, Bali. Para penyebar video terancam dijerat pasal Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra meminta warga tidak sembarangan menyebar video ulah turis asing itu. Dia berharap masyarakat untuk menahan diri.
"Peran serta masyarakat dan perilaku memviralkan itu juga, kan ada UU ITE, itu juga akan kami proses," ucap Putu Jayan saat konferensi pers di Rumah Dinas Gubernur Bali Jayasabha, dilansir dari detikBali, Minggu (28/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putu Jayan meminta masyarakat agar melapor langsung ke polisi jika menemukan ada turis asing yang berulah. Bukan dengan memvideokan lantas memviralkannya di media sosial.
"Jadi peran masyarakat untuk melaporkan atau bertindak untuk mencegah terjadinya perbuatan menyimpang yang dilakukan wisatawan ini, bukan untuk diliput kemudian diviralkan," paparnya.
Senada, Gubernur Bali Wayan Koster mengaku pihaknya tidak mentolerir turis asing yang berbuat masalah di wilayahnya. Mereka yang berbuat pelanggaran mesti diproses hukum.
"Jangan berikan toleransi apalagi memfasilitasi kepada wisatawan mancanegara yang melakukan perilaku yang tidak baik di Provinsi Bali ini, serta tidak menghormati hukum yang berlaku di negara Indonesia," tegas Koster.
Koster menegaskan pihaknya sudah bertindak cepat melakukan penanganan terhadap turis asing yang berbuat ulah. Pemprov Bali bekerja sama dengan Kemenkumham dan aparat kepolisian melakukan penindakan.
"Adanya pengaduan wisatawan yang tidak sopan ini tidak mendapat respons dari Pemerintah Provinsi Bali, Kemenkumham dan Polda Bali, itu tidak benar," imbuhnya.
Diketahui, sejumlah turis asing dilaporkan berbuat ulah di Bali hingga viral di media sosial. Salah satunya, seorang bule Jerman bernama Darja Tuschinski ikut menari dalam kondisi bugil saat pentas tari di Ubud, Gianyar Bali.
Insiden tersebut terjadi di Puri Saraswati, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali pada Senin (22/5) sekitar pukul 22.00 Wita. Bule Jerman itu diduga ikut dalam praktik neoshaman atau perdukunan.
Bule Jerman Diduga Ikut Praktik Perdukunan
Psikiater Rumah Sakit Universitas Udayana Krisna Aji mengatakan, banyak bule di Ubud yang terindikasi memiliki gangguan mental. Hal ini menurutnya, terjadi setelah mereka mengikuti praktik perdukunan sejenis spiritualitas baru yang dikenal dengan istilah neoshamanisme.
"Mereka ke Ubud dan di Ubud mereka ditangani oleh neoshaman (perdukunan) yang tidak memiliki kompetensi sama sekali dalam hal mental," ungkap Krisna, dilansir dari detikBali, Minggu (28/5).
Praktik neoshaman ini, kata Krisna, sama seperti meditasi berbayar dan pengobatan herbal. Namun pengobatannya dan obatnya tidak jelas asal usulnya. Hal inilah yang membuat beberapa bule sampai dibawa ke rumah sakit dengan kondisi sudah mengamuk.
"Misalkan saja, ada kontradikasi dari melakukan mindfulness (kesadaran penuh), di mana hal tersebut tidak bisa dilakukan pada semua orang. Orang dengan kemampuan menilai realita yang buruk, lalu diajarkan melakukan mindfullness, pada akhirnya berujung pada bakat psikotiknya membesar dan makin parah," jelasnya.
(sar/sar)