Pejabat Kemenhub Benny Nurdin Yusuf mempercayakan aparat kepolisian mengusut kematian putranya, Basman Nafa Yaskura (15) setelah terjatuh dari lantai 8 gedung Sekolah Islam Athirah Makassar. Dia percaya polisi profesional dalam menangani insiden tersebut.
Benny awalnya menyinggung sejumlah kejanggalan atas kematian putranya itu. Namun dia mengaku tak bisa menyimpulkan lebih jauh.
"Saya juga belum bisa menyimpulkan (soal kematian Basman)," kata Benny kepada wartawan, Sabtu (27/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pastilah kita berharap (proses hukum), tentu tugas polisi profesional kita harap seperti itu," kata Benny.
Benny mengaku telah melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan anaknya naik ke lift sekolah. Namun dia belum mengetahui apa yang terjadi di lantai 8 sekolah.
"Saya hanya melihat yang naik ke lift itu, tapi dia ke bagaimana-bagaimana di atas itu yang tentu kita harapkan bisa diungkap," bebernya.
Benny sebelumnya juga menilai terlalu dini menyimpulkan anaknya sengaja lompat dari lantai 8 gedung sekolah. Dia berharap pihak kepolisian mendalami lebih jauh terkait kematian putranya tersebut.
"Kesimpulan terlalu dini mengatakan bahwa anak saya bunuh diri perlu didalami lebih jauh," kata Benny kepada wartawan, Sabtu (27/5).
Benny mengaku terdapat sejumlah kejanggalan atas kematian anak bungsunya itu. Dia pun meminta pihak kepolisian mendalami kasus kematian putranya.
"Saya masih melihat ada kejanggalan tapi ini tentu ranah pihak kepolisian saya harap bisa mengungkap," paparnya.
Diketahui Basman ditemukan tewas di halaman sekolahnya pada Rabu (24/5). Polisi menduga korban sengaja melompat dari lantai 8 gedung Sekolah Islam Athirah Makassar.
Pada hari kematiannya, korban diketahui sempat bolos sekolah hingga terdeteksi sedang berada di wilayah Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Belakangan korban kembali ke sekolah setelah ditelepon oleh ibunya.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol mengatakan korban ketahuan bolos sekolah setelah mengirim pesan WhatsApp (WA) kepada gurunya untuk meminta izin tidak masuk sekolah karena sedang tidak enak badan.
"Anak itu WA (kirim pesan WhatsApp) sama gurunya pamit tidak masuk karena tidak enak badan," uja AKBP Ridwan kepada detikSulsel, Kamis (25/5).
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
Guru yang menerima pesan dari Basman lantas mengkonfirmasi lebih lanjut kepada ibu korban. Sementara sang ibu yang menerima laporan dari guru sekolah langsung menghubungi korban dan menanyakan keberadaannya.
Saat dihubungi oleh ibunya itulah korban terdeteksi sedang berada di wilayah Taeng, Gowa. Menurut Ridwan, korban baru masuk ke sekolah setelah dihubungi oleh ibunya.
"Orang tuanya melakukan pengecekan kepada anaknya dia sudah berangkat sekolah tapi diketahui keberadaannya ada di Gowa sehingga dia dihubungi orang tuanya balik lah dia ke sekolah. Itu berdasarkan dari ibunya," ungkapnya.
Polisi belum menjelaskan perbincangan antara korban dan ibunya setelah ketahuan bolos dari sekolah. Namun saat itu korban disebut memang langsung menuju ke sekolahnya.
Setibanya di sekolah sekitar pukul 09.30 Wita, korban disebut langsung naik ke lantai 8 sekolah. Berdasarkan rekaman CCTV ditambah keterangan saksi, korban diketahui naik seorang diri ke lantai 8 sekolahnya menggunakan lift.
"Dari keterangan saksi-saksi kemudian juga dari CCTV yang ada di sekolah Athirah ada persesuaian bahwa korban tersebut pada jam 09.30 Wita naik melalui lift kemudian ke lantai 8," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib kepada wartawan di Polrestabes Makassar, Rabu (24/5) malam.
Dari lantai 8 sekolahnya korban lanjut naik ke bagian atap menggunakan tangga. Selanjutnya dari atap di lantai 8 itulah korban diduga jatuh hingga tewas.
"Kemudian setelah sampai lantai 8 yang bersangkutan itu naik ke atap jadi dari lantai 8 ada atap lagi dia naik menggunakan tangga diduga dari situ lah yang bersangkutan korban itu jatuh ke lantai paling bawah sehingga didapatkan korban tersebut oleh seorang pegawai petugas kebersihan sekolahan Athirah, korban didapatkan meninggal dunia," ungkap Ngajib.
Kombes Ngajib mengatakan dari analisa keterangan saksi dan rekaman CCTV, kuat dugaan korban sengaja melompat alias sengaja mengakhiri hidupnya. Menurutnya, dugaan itu dikuatkan dengan fakta tak ada kecurigaan penyebab lain berdasarkan olah TKP.
"Patut kita duga dia bunuh diri, karena sampai hasil pemeriksaan hasil olah TKP tidak didapatkan adanya kecurigaan hal-hal yang lain," kata Ngajib.
"Sampai saat ini proses pembuktian menyatakan ada persesuaian bahwa korban ini memang naik sendiri, dan terjatuh dari atas lantai8," pungkasnya.