Danau-danau di Dunia Terus Mengering, Ini Penyebab Utamanya

Danau-danau di Dunia Terus Mengering, Ini Penyebab Utamanya

Tim detikInet - detikSulsel
Jumat, 26 Mei 2023 21:30 WIB
Residential boat docks sit on dry land at Medina Lake outside of San Antonio as majority of Texas experiences drought amid an extreme heat wave hitting the state, in Medina County, Texas, U.S., June 18, 2022. Picture taken June 18, 2022. REUTERS/Jordan Vonderhaar
Foto: REUTERS/Jordan Vonderhaar
Jakarta -

Lebih dari separuh danau terbesar di dunia kehilangan air. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Melansir detikINET, kondisi danau-danau di dunia itu dilacak antara tahun 1992 hingga 2020. Sebuah metode baru untuk melacak tren penyimpanan air danau dapat membantu para ilmuwan melindungi sumber daya air.

"Ini adalah penilaian komprehensif pertama tentang tren dan pendorong variabilitas penyimpanan air danau global berdasarkan rangkaian satelit dan model," kata penulis utama studi sekaligus peneliti iklim di University of Virginia dan Cooperative Institute for Research In Environmental Sciences (CIRES), Fangfang Yao, dikutip dari Tech Explorist.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekan peneliti di CIRES dan profesor teknik di University of Colorado Boulder, Balaji Rajagopalan mengungkapkan bahwa mereka memiliki informasi yang cukup baik mengenai danau ikonik seperti Laut Kaspia, Laut Aral, dan Laut Salton.

"Tetapi jika Anda ingin mengatakan sesuatu dalam skala global, Anda memerlukan estimasi level dan volume danau yang andal. Dengan metode baru ini, kami dapat memberikan wawasan tentang perubahan level danau global dengan perspektif yang lebih luas," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Para ilmuwan menemukan bahwa 53% danau kehilangan air selama periode ini dengan menggunakan data satelit untuk melacak ketinggian air 1.972 danau terbesar di dunia antara tahun 1992 hingga 2020. Disebutkan bawah perubahan iklim dan konsumsi air manusia penjadi penyebab utamanya.

Ini juga disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk perubahan iklim, konsumsi manusia, dan sedimentasi. Hilangnya air danau merupakan masalah serius, karena danau menyediakan sumber air yang penting untuk minum, irigasi, dan rekreasi. Penulis penelitian memprediksi bahwa terdapat sekitar 2 miliar orang tinggal di cekungan danau yang mengering.

Kendati demikian, studi ini juga memberikan beberapa harapan, karena menunjukkan bahwa tren kehilangan air danau bisa dibalik. Contohnya, Danau Tujuh di Armenia, yang telah meningkatkan kapasitas penyimpanan air dalam beberapa tahun terakhir berkat undang-undang konservasi.

Para penulis studi tersebut menyerukan penelitian lebih lanjut tentang penyebab hilangnya air danau dan pengembangan kebijakan untuk mengatasi masalah ini. Mereka juga mendorong pemerintah dan individu agar mengambil langkah untuk menghemat air.

Data satelit juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh danau terbesar di dunia kehilangan air. Penurunan ini paling terlihat di Belahan Bumi Utara.

Studi ini memberikan pemahaman baru terkait krisis air global dan menyoroti perlunya praktik pengelolaan air yang lebih berkelanjutan. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan agar dapat membantu melestarikan danau, menurut para peneliti.

  • Kurangi konsumsi air dengan mandi lebih singkat, memperbaiki keran yang bocor, dan lebih jarang menyiram rumput
  • Menghemat air di tempat kerja dengan mematikan lampu dan peralatan saat tidak digunakan dan menggunakan peralatan hemat air
  • Mendukung kebijakan yang mempromosikan konservasi air dan pengelolaan air yang berkelanjutan.

"Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat membantu melindungi danau kita dan memastikannya terus menyediakan air yang kita butuhkan," ucap para peneliti.

(hmw/asm)

Hide Ads