Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.
Anak pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Benny Yusuf Nurdin, Basman Nafa Yaskura (15) diduga sengaja melompat dari lantai 8 SMP Athirah Makassar hingga tewas. Lantas, apa motif di balik aksi nekat korban?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari kematiannya, Rabu (24/5), korban diketahui sempat bolos sekolah hingga terdeteksi sedang berada di wilayah Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Belakangan korban kembali ke sekolah setelah ditelepon oleh ibunya.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol mengatakan korban awalnya pamit ke ibunya untuk pergi ke sekolah. Belakangan Basman mengirim pesan WhatsApp (WA) kepada gurunya untuk meminta izin tidak masuk sekolah karena sedang tidak enak badan.
"Anak itu WA (kirim pesan WhatsApp) sama gurunya pamit tidak masuk karena tidak enak badan," uja AKBP Ridwan kepada detikSulsel, Kamis (25/5/2023).
Guru yang menerima pesan dari Basman lantas mengkonfirmasi lebih lanjut kepada ibu korban. Sementara sang ibu yang menerima laporan dari guru sekolah langsung menghubungi korban dan menanyakan keberadaannya.
Saat dihubungi oleh ibunya itulah korban terdeteksi sedang berada di wilayah Taeng, Gowa. Menurut Ridwan, korban baru masuk ke sekolah setelah dihubungi oleh ibunya.
"Orang tuanya melakukan pengecekan kepada anaknya dia sudah berangkat sekolah tapi diketahui keberadaannya ada di Gowa sehingga dia dihubungi orang tuanya balik lah dia ke sekolah. Itu berdasarkan dari ibunya," ungkapnya.
Polisi belum menjelaskan perbincangan antara korban dan ibunya setelah ketahuan bolos dari sekolah. Namun saat itu korban disebut memang langsung menuju ke sekolahnya.
Setibanya di sekolah sekitar pukul 09.30 Wita, korban disebut langsung naik ke lantai 8 sekolah. Berdasarkan rekaman CCTV ditambah keterangan saksi, korban diketahui naik seorang diri ke lantai 8 sekolahnya menggunakan lift.
"Dari keterangan saksi-saksi kemudian juga dari CCTV yang ada di sekolah Athirah ada persesuaian bahwa korban tersebut pada jam 09.30 Wita naik melalui lift kemudian ke lantai 8," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib kepada wartawan di Polrestabes Makassar, Rabu (24/5) malam.
Dari lantai 8 sekolahnya korban lanjut naik ke bagian atap menggunakan tangga. Selanjutnya dari atap di lantai 8 itulah korban diduga jatuh hingga tewas.
"Kemudian setelah sampai lantai 8 yang bersangkutan itu naik ke atap jadi dari lantai 8 ada atap lagi dia naik menggunakan tangga diduga dari situ lah yang bersangkutan korban itu jatuh ke lantai paling bawah sehingga didapatkan korban tersebut oleh seorang pegawai petugas kebersihan sekolahan Athirah, korban didapatkan meninggal dunia," ungkap Ngajib.
Kombes Ngajib mengatakan dari analisa keterangan saksi dan rekaman CCTV, kuat dugaan korban sengaja melompat alias sengaja mengakhiri hidupnya. Menurutnya, dugaan itu dikuatkan dengan fakta tak ada kecurigaan penyebab lain berdasarkan olah TKP.
"Patut kita duga dia bunuh diri, karena sampai hasil pemeriksaan hasil olah TKP tidak didapatkan adanya kecurigaan hal-hal yang lain," kata Ngajib.
"Sampai saat ini proses pembuktian menyatakan ada persesuaian bahwa korban ini memang naik sendiri, dan terjatuh dari atas lantai 8," katanya.
Lebih lanjut, Ngajib menyinggung bahwa luka yang dialami korban memang disebabkan karena terjatuh. Dia menegaskan tak ada luka seperti hantaman benda tumpul.
"Kalau dari Dokpol sendiri dari beberapa pemeriksaan akibat dari jatuh itu mengakibatkan ada beberapa yang luka, luka itu memang luka karena jatuh, luka karena benturan, bukan karena benda tumpul yang lain," kata Ngajib.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya....
Total 5 Saksi Diperiksa
Polisi sejauh ini telah melakukan serangkaian penyelidikan untuk mendalami motif korban. Salah satunya, tim penyidik melakukan pemeriksaan terhadap 5 saksi.
"Ada 5 orang saksi yang diperiksa," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib kepada wartawan, Kamis (25/5).
Ngajib mengungkapkan 5 saksi merupakan orang yang berada dalam ruang lingkup sekolah tersebut. Salah satu saksi yang diperiksa adalah wali kelas korban.
"Yang diperiksa di antaranya guru, wali kelas, kemudian dua orang OB, OB yang ada di lapangan voli dan yang ada di area lift," ungkapnya.
Ponsel Korban Diamankan Polisi
Polisi juga sudah mengamankan handphone milik korban demi mendalami motif korban diduga sengaja melompat dari lantai 8 sekolah.
"Sudah diambil HP-nya," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol kepada detikSulsel saat ditemui di ruangannya, Kamis (25/5).
Ridwan menjelaskan ponsel itu disita setelah sempat diamankan pihak keluarga. Namun dia mengaku pihaknya belum memeriksa ponsel itu karena pecah dan rusak.
"Kita ini masih mendalami motifnya, motif ini mesti kita perkuat kondisi kan apakah ada tulisan-tulisan atau apa kah itu, kan HP-nya lagi pecah," tuturnya.