Penjelasan Polisi soal GPS HP Siswa SMP Athirah Ada di Gowa Sebelum Tewas

Kota Makassar

Penjelasan Polisi soal GPS HP Siswa SMP Athirah Ada di Gowa Sebelum Tewas

Ihksan Bayu Aji Saputra - detikSulsel
Jumat, 26 Mei 2023 06:20 WIB
Jenazah siswa tewas di Sekolah Islam Athirah Makassar dibawa ke rumah duka. Ihksan/detikSulsel
Foto: Jenazah siswa tewas di Sekolah Islam Athirah Makassar dibawa ke rumah duka. Ihksan/detikSulsel
Makassar -

Polisi menanggapi pengakuan keluarga bahwa Basman Nafa Yaskura (15) sempat terlacak melalui sistem GPS sedang berada di wilayah Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) sebelum tewas terjatuh dari lantai 8 sekolahnya, SMP Athirah Makassar. Polisi menyebut anak dari Pejabat Kemenhub Benny Yusuf Nurdin itu memang sempat bolos sekolah sebelum insiden kematiannya.

Polisi mengatakan Basman awalnya pamit ke ibunya untuk pergi ke sekolah. Belakangan Basman mengirim pesan WhatsApp (WA) kepada gurunya untuk meminta izin tidak masuk sekolah karena sedang tidak enak badan.

"Anak itu WA (kirim pesan WhatsApp) sama gurunya pamit tidak masuk karena tidak enak badan," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol kepada detikSulsel saat ditemui di ruangannya, Kamis (25/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru yang menerima pesan dari Basman lantas mengkonfirmasi lebih lanjut kepada ibu korban. Sementara sang ibu yang menerima laporan dari guru sekolah langsung menghubungi korban dan menanyakan keberadaannya.

Saat dihubungi oleh ibunya itulah korban terdeteksi sedang berada di wilayah Taeng, Gowa. Menurut Ridwan, korban baru masuk ke sekolah setelah dihubungi oleh ibunya.

ADVERTISEMENT

"Orang tuanya melakukan pengecekan kepada anaknya dia sudah berangkat sekolah tapi diketahui keberadaannya ada di Gowa sehingga dia dihubungi orang tuanya balik lah dia ke sekolah. Itu berdasarkan dari ibunya," ungkapnya.

Keluarga Ungkap Terima 3 Informasi Berbeda

Paman korban, Andy Setiadi sebelumnya mengungkap beragam kejanggalan terkait kematian korban tersebut. Menurut dia, kejanggalan itu berawal saat pihak keluarga menerima informasi korban terlambat ke sekolah.

"Jadi katanya itu dia terlambat pergi ke sekolah terus bapaknya lihat titik GPS anaknya ada di Taeng. Ditelepon mamanya suruh ke sana cek, perjalanan mau ke Taeng mamanya dapat kabar kalau anaknya meninggal," kata Andy kepada wartawan di RS Bhayangkara, Makassar, Rabu (24/5/2023).

Namun pada saat tiba di sekolah, keluarga mengaku menerima 3 informasi berbeda terkait korban. Dia mengatakan korban awalnya disebut terlambat masuk sekolah dan belakangan korban disebut tidak masuk sekolah.

Tapi tak lama kemudian pihak Andy kembali menerima informasi korban masuk sekolah dan sudah ada di lift. Hingga akhirnya korban dikabarkan meninggal dunia.

"Kita juga dari pihak keluarga bingung, 3 info dapat dari gurunya tadi sebelum saya ambil HP-nya dia itu terlambat masuk sekolah, laporannya ke guru dia tidak masuk ke sekolah. Terus dikomunikasikan sama orang tuanya, ibunya bilang ada masuk. Ibunya terakhir kali komunikasi sudah ada di lift sekolah," kata Andy.

"Yang jadi bingung itu kenapa titik GPS-nya ada di daerah Taeng, tapi dia ke sekolah cuma dia terlambat jadi tidak masuk di kelas sampai gurunya menyampaikan seperti itu. Terus tidak lama gurunya dapat informasi almarhum ini sudah tergeletak di lapangan," katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.....

Korban Diduga Sengaja Lompat dari Lantai 8

Polisi belum menjelaskan perbincangan antara korban dan ibunya setelah ketahuan bolos dari sekolah. Namun saat itu korban disebut memang langsung menuju ke sekolahnya.

Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib mengatakan berdasarkan rekaman CCTV ditambah keterangan saksi, korban diketahui naik seorang diri ke lantai 8 sekolahnya pada Rabu (24/5) pukul 09.30 Wita. Korban menuju lantai 8 dengan naik lift.

"Dari keterangan saksi-saksi kemudian juga dari CCTV yang ada di sekolah Athirah ada persesuaian bahwa korban tersebut pada jam 09.30 Wita naik melalui lift kemudian ke lantai 8," ujar Kombes Ngajib kepada wartawan di Polrestabes Makassar, Rabu (24/5/2023) malam.

Dari lantai 8 sekolahnya korban lanjut naik ke bagian atap menggunakan tangga. Selanjutnya dari atap di lantai 8 itulah korban diduga jatuh hingga tewas.

"Kemudian setelah sampai lantai 8 yang bersangkutan itu naik ke atap jadi dari lantai 8 ada atap lagi dia naik menggunakan tangga diduga dari situ lah yang bersangkutan korban itu jatuh ke lantai paling bawah sehingga didapatkan korban tersebut oleh seorang pegawai petugas kebersihan sekolahan Athirah, korban didapatkan meninggal dunia," ungkap Ngajib.

Kombes Ngajib mengatakan dari analisa keterangan saksi dan rekaman CCTV, kuat dugaan korban sengaja melompat alias sengaja mengakhiri hidupnya. Menurutnya, dugaan itu dikuatkan dengan fakta tak ada kecurigaan penyebab lain berdasarkan olah TKP.

"Patut kita duga dia bunuh diri, karena sampai hasil pemeriksaan hasil olah TKP tidak didapatkan adanya kecurigaan hal-hal yang lain," kata Ngajib.

"Sampai saat ini proses pembuktian menyatakan ada persesuaian bahwa korban ini memang naik sendiri, dan terjatuh dari atas lantai 8," katanya.

Lebih lanjut, Ngajib menyinggung bahwa luka yang dialami korban memang disebabkan karena terjatuh. Dia menegaskan tak ada luka seperti hantaman benda tumpul.

"Kalau dari Dokpol sendiri dari beberapa pemeriksaan akibat dari jatuh itu mengakibatkan ada beberapa yang luka, luka itu memang luka karena jatuh, luka karena benturan, bukan karena benda tumpul yang lain," kata Ngajib.

Halaman 2 dari 2
(hmw/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads