Mantan anggota DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) Anas Hasan bakal maju pada pemilihan legislatif (Pileg) di daerah pilihan (Dapil) 2 Kabupaten Bantaeng. Anas Hasan akan berkompetisi pada pemilu mendatang lewat partai PKS.
Anas Hasan akan akan bertarung di dapil 2 yang meliputi tiga kecamatan, yakni Bissapu, Sinoa, dan Uluere. Selain itu, Anas juga telah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PKS Bantaeng.
"Iya ada KTA-nya. Dipersiapkan di Dapil 2," kata Sekretaris DPD PKS Bantaeng Suwardi kepada detikSulsel, Jumat (19/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suwardi menerangkan Anas sebelumnya pernah duduk sebagai legislator Bantaeng lewat PKS. Dia juga sempat pindah ke partai Gerindra saat maju pileg DPRD Sulsel, namun Anas kembali lagi ke PKS usai masa jabatannya habis pada 2019 lalu.
"Jadi sebenarnya beliau itu pernah sebagai anggota legislatif PKS di kabupaten Bantaeng tahun 2009-2014. Dapilnya masih sama. Beliau (Anas Hasan) sebenarnya gabung PKS sejak berhenti dari anggota DPRD Provinsi (2019)," ungkapnya.
Dia menyebut kehadiran Anas dalam daftar bacaleg PKS di dapil 2 Bantaeng tidak mendapatkan perlakuan spesial. Suwardi menyebut PKS Bantaeng mendaftarkan nama Anas atas keinginannya sendiri.
"Kalau di PKS itu semua kita daftarkan saja itu, tidak ada yang diprioritaskan. Bacalegnya full 9 orang. Beliau sendiri yang punya inisiatif toh untuk kembali ke PKS," katanya.
Suwardi menjelaskan keputusan Anas bergabung kembali ke PKS dengan alasan dan pertimbangan yang matang. Satu diantara sekian alasan Anas adalah PKS merupakan partai yang punya pendirian.
"Jadi dia mengaku selama ini telah mengenal semua partai dan memutuskan untuk kembali ke PKS karena berbeda dengan yang lain. Maksudnya proses kaderisasinya, bahwa di PKS itu memang bagus dan dia melihat PKS sebagai partai yang konsisten dan memegang penuh komitmen," kata Suwardi.
Suwardi mengaku ketertarikan Anas didasarkan pada sikap PKS yang memilih jadi oposisi saat Joko Widodo terpilih menjadi presiden RI 2019 lalu. Di tahun yang sama Anas lalu menjalin komunikasi lagi dengan PKS.
"Pernyataan beliau itu, ini partai yang konsisten, nah contohnya kan di Pilpres kemarin, beliau sebut PKS yang koalisi kalah saat dukung Prabowo dan PKS tidak masuk di pemerintahan, tetap oposisi, itu alasannya," ucapnya.
Suwardi sendiri meyakini basis pemilih tradisional Anas masih loyal hingga kini. Meski demikian, Suwardi tak berspekulasi banyak saat ditanya apakah Anas akan ditempatkan pada nomor urut 1 di dapilnya.
"Yah beliau jelas punya basis pemilih. (Tahun 2009) dia peroleh seribuan, untuk suara pribadinya. Jadi kami di PKS itu akan duduk kembali untuk membicarakan semua dan mencari yang terbaik, seperti itu sistemnya," tandasnya.
(ata/hmw)