Terungkap! Wakil Ketua Demokrat Jabar Mundur Usai Diminta Mahar Rp 500 Juta

Berita Nasional

Terungkap! Wakil Ketua Demokrat Jabar Mundur Usai Diminta Mahar Rp 500 Juta

Tim detikJabar - detikSulsel
Selasa, 09 Mei 2023 13:27 WIB
Logo Demokrat
Logo Demokrat. Foto: Redaksi
Bandung -

Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat (Jabar) Didin Supriadin memutuskan untuk mengundurkan diri dari partai. Didin mengungkap pengunduran dirinya usai dimintai mahar Rp 500 juta.

Dilansir dari detikJabar, pengunduran diri Didin itu disampaikan melalui surat bermaterai yang dibuat pada 6 Mei 2023. Didin pun mengungkap alasan dirinya mengundurkan diri.

Didin mengatakan semuanya berawal saat penjaringan bakal calon legislatif (bacaleg) untuk Pemilu 2024 mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika penjaringan dan pendaftaran caleg provinsi dimulai, para bacaleg diminta kontribusi sebesar Rp 32.500.000," kata Didin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/5/2023).

Selanjutnya, pada Rabu 12 April 2023, semua bacaleg diminta mengisi formulir pernyataan di Kantor DPD Partai Demokrat Jabar. Didin mengatakan dalam formulir itu ada poin soal kesiapan tambahan untuk dana saksi partai sebesar Rp 100 juta.

ADVERTISEMENT

Saat itu, Didin mengaku menyanggupi untuk membayar dana tersebut. Akan tetapi, pada 2 Mei 2023, Didin dihubungi bendahara partai dan dimintai mahar Rp 500 juta untuk bisa mendapat nomor urut 1 di Dapil 15 (Kabupaten/Kota Tasikmalaya).

"Bendahara DPD tiba-tiba menghubungi saya dan mengirim nomor rekening, saat itu saya diminta memberikan kontribusi untuk dana saksi sebesar Rp 500.000.000 yang informasi dari Ketua DPD saya akan diberikan nomor urut caleg di nomor urut 1 dapil Jabar 15 (Kota dan Kabupaten Tasikmalaya)," ungkapnya.

"Karena kata Ibu Ratna Bendahara DPD, untuk di DPC seperti Kota Bandung, Kabupaten Bogor, dll yang dapat nomor urut 1 bacaleg Kabupaten/Kota tersebut kontribusinya sebesar Rp 300.000.000," sambungnya.

Selanjutnya pada 5 Mei 2023, Didin mengaku kembali dihubungi untuk segera membayar mahar tersebut. Namun Didin meminta waktu satu bulan untuk berikhtiar.

Di hari yang sama, dia kembali dihubungi jika ada orang lain yang menyanggupi membayar uang Rp 500 juta. Di situlah nomor urut 1 yang semula diperuntukkan untuk Didin, bakal diberikan kepada orang lain yang menurutnya bukan pengurus partai.

"Kemudian sore harinya di hari yang sama sekretaris (DPD) menelpon saya kembali dengan memberitahukan kalau posisi nomor urut 1 akan ditukar dengan Pak Yoyom Romya (bukan pengurus) dengan alasan Pak Yoyom siap membayar dan saya dikasih nomor urut 2 dengan kontribusi yang tidak terlalu besar," ujarnya.

"Kemudian saat itu saya katakan, silahkan saja kalau Pak Yoyom dapat nomor urut 1, tetapi saya akan mencabut berkas dan saya tidak akan mencalonkan. Setelah itu, Sekreatris DPD bilang ke saya, tunggu nanti dalam 5 menit saya akan ditelpon kembali," lanjutnya.

Namun setelah menunggu, Didin tak kunjung dihubungi. Saat itu juga, Didin memutuskan mengundurkan diri sebagai kader Partai Demokrat maupun sebagai bakal calon legislatif.

Didin lantas beranggapan apa yang dilakukan DPD Partai Demokrat Jabar sudah tidak lagi menghargai kader utama yang juga pengurus inti partai.

"Ketersinggungan saya dengan Sekretaris DPD PD Jabar dengan bahasa yang tidak patut dan secara etika tidak pantas, masa saya sebagai pengurus inti DPD dengan mudahnya, cuma karena uang, ada yang bukan pengurus mau ditukar nomor urutnya menjadi nomor urut 1 hanya karena saat itu Pak Yoyom siap membayar," jelas Didin.

Sementara itu, detikJabar telah berupaya menghubungi Sekretaris DPD Partai Demokrat Jabar Handarujati Kalamullah. Namun hingga pukul 12.00 WIB, belum ada balasan dari Handarujati.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads