Walkot Sorong Larang Guru SLB Sorong Dimutasi Agar Tak Kekurangan Pendidik

Walkot Sorong Larang Guru SLB Sorong Dimutasi Agar Tak Kekurangan Pendidik

Juhra Nasir - detikSulsel
Selasa, 02 Mei 2023 17:58 WIB
Wali Kota Sorong, George Yarangga
Foto: Wali Kota Sorong, George Yarangga (Juhra Nasir/detikcom)
Sorong -

Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Sorong, Papua Barat Daya masih kekurangan banyak guru. Wali Kota Sorong George Yarangga meminta guru-guru yang bertugas di SLB tak dimutasi.

Kepala SLB Kota Sorong Sukanto Sukanta mengaku idealnya tenaga pendidik di sekolahnya berjumlah 21 orang karena ada 21 ruangan keras. Namun faktanya guru di sekolahnya hanya 10 orang.

"Siswa kami 98 anak berkebutuhan khusus yang terdiri dari 21 rombel (rombongan belajar atau 21 kelas). Dan rata-rata 10 guru kami ini lulusan S1 SLB, PGSD dan guru umum," ujar Sukanto saat ditemui detikcom, Selasa (2/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sukanto, setiap guru mau tidak mau akan mengajar 2 hingga 3 kelas. Hal tersebut dilakukan untuk menyiasati ketimpangan jumlah siswa dan guru.

"Sebenarnya, guru mengajar per kelas tergantung muridnya berapa. Untuk SD LB-nya perkelas itu 5 siswa, tetapi khusus anak autis 1 kelas 5 siswa saja guru sudah kewalahan. Yang terjadi di sini anak autis berjumlah 17 siswa, sementara gurunya hanya 2," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, permasalahan kekurangan guru sudah sering ia sampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke pusat ataupun provinsi. Dia menambahkan, penyebab kekurangan guru di SD SLB lantaran mutasi guru akibat lolos rekrutmen P3K.

"Kenyataannya saat pembukaan P3K, guru kami yang sudah mengabdi di sini puluhan tahun, justru di mutasi ke sekolah reguler karena merupakan lulusan reguler," tuturnya.

Menanggapi hal iti, Wali Kota Sorong George Yarangga menegaskan agar guru di sekolah luar biasa tak seharusnya dimutasi.

"Karena menangani sekolah luar biasa itu unik tidak gampang. Jadi saya selalu tekankan kepada kepala dinas untuk memperhatikan hal ini dan selalu berkoordinasi dengan provinsi," ujar George saat dimintai konfirmasi terpisah.

Dia juga mengatakan SK Sekolah Luar Biasa tanggung jawabnya berada di provinsi bukan di kota maupun kabupaten. Oleh sebab itu, ia memastikan pihaknya akan berkoordinasi ke pihak terkait.

"Sekolah luar biasa itu menjadi kewenangan provinsi. Tapi, kita tetap akan berkoordinasi supaya guru-guru yang ada di sekolah Luar biasa ini kita harus perhatikan dan jangan kita mutasikan pindahkan," ungkapnya.

Selain itu, minimnya tenaga pengajar di wilayah Kota Sorong akan diisi dengan rekruitmen dari P3K nantinya.

"Yang paling penting, kualitas guru harus kita jadikan prioritas. Kota Sorong tentunya yang menjadi kekurangan, banyak evaluasi dan tentunya harus kita benahi dan lengkapi itu," tutupnya.




(hmw/urw)

Hide Ads