Tiga keluarga di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) diusir oleh pemilik lahan karena diduga berbeda pilihan saat Pilkades. Pemilik lahan bernama Sudo belakangan membantah hal tersebut.
"Itu tidak benar kami mengusir, itu persoalan pendukung sesama pendukung (yang mengusir)," kata Sudo kepada detikcom, Selasa (2/4/2023).
Sudo berdalih pengusiran dilakukan oleh para pendukung istrinya yang maju sebagai calon kepala desa. Dia beralasan tidak pernah memobilisasi massa untuk mengusir keluarga tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya itu ndak ada masalah. Ini pendukung yang marah sekali katanya saya sudah baik ke mereka, tapi mereka begini (tidak mendukung). Ya saya diam saja," ungkapnya.
Menurutnya, ketiga warga tersebut sudah menempati lahannya tidak kurang dari 7 tahun. Sudo meminjamkan tanah tersebut secara cuma-cuma bahkan kerap memberikan bantuan kepada ketiga keluarga itu.
"Mereka tinggal sudah lama ada 7 tahun. Gratis tidak ada sama sekali (disuruh bayar lahan). Malahan kubantu," ungkapnya.
Sudo menuturkan pendukung istrinya menyayangkan sikap ketiga keluarga. Mereka dianggap tidak ikut mendukung istrinya yang mencalonkan sebagai kades di periode ketiganya padahal selama ini sudah dibantu.
Diketahui, istri Sudo maju sebagai cakades nomor urut dua sebagai status petahana. Hanya ada dua calon yang bertarung saat kontestasi tersebut.
Pilkades pun digelar pada Minggu (30/4). Usai penghitungan suara, istri Sudo keluar sebagai pemenang dengan unggul 6 suara dari lawannya.
"Mereka (pendukung istrinya) bilang, 'Aji kamu sudah bantu mereka'. Jadi ndak bisaka berkomentar (mau melarang pendukung)" ungkapnya.
Sudo menuturkan bangunan rumah tersebut merupakan program istrinya setelah menjabat kepala desa di periode pertama. Sedangkan tanah yang ditempati merupakan kebun cokelat yang dia tebang untuk membangun di atas lahan itu.
"Malahan itu rumah bantuan saat di periode pertama, tidak ada satu rupiah pun dari mereka. Jadi kutebangkan cokelatku di situ baru dibangun itu rumah," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa 3 keluarga diusir karena beda dukungan saat pilkades terjadi di Desa Sarona, Kecamatan Watunohu, Kolaka Utara, pada Senin (1/5). Polisi pun masih menyelidiki kasus ini.
"Iya ada tiga keluarga informasinya," ungkap Bhabinkamtibmas Polsek Ngapa Briptu Erik Anhar, Selasa (2/5).
Namun Erik belum menjelaskan lebih jauh soal kronologi peristiwa tersebut. Polisi akan melakukan pemeriksaan lebih dulu.
"Polisi masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait peristiwa tersebut," jelasnya.
(sar/sar)