Mahasiswa asal Sulawesi Selatan (Sulsel), Muhammad Ansar Idris berhasil dievakuasi usai selama 9 hari terjebak di tengah perang Sudan. Ansar dan rekannya hidup dalam situasi mencekam yang tidak pernah disangka akan terjadi.
"Tentu dari situasi semua panik, karena tidak pernah terjadi sebelumnya," ucap mahasiswa International University of Africa, Ansar saat dihubungi detikSulsel, Minggu (30/4/2023).
Peperangan antara tentara Sudan dengan paramiliter Rappid Support Forces (RSF) terjadi di ibu kota Sudan, Khartoum pada Sabtu (15/4). Suara tembakan tiba-tiba mengagetkan Ansar yang masih beraktivitas di asrama kampus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pas pecah perang itu sedang asrama sedang Ramadan. Tiba-tiba jam 9 pagi langsung terdengar tembakan kiri-kanan," paparnya.
Ansar mendengar jelas bunyi tembakan senjata api. Lokasi peperangan tidak jauh dari asrama kampus.
"Tidak sampai 1 kilometer dari asrama kita, di situlah mulai perang. Karena di dekat asrama ada markas militer Sudan," terang Ansar.
Ansar mengatakan para mahasiswa berlarian keluar kamar karena panik. Namun pihak kampus melarang mahasiswa keluar karena situasi di luar memanas.
"Orang asrama mulai pada kaget, tapi dari pihak kampus semuanya harus tetap di dalam kamar. Jangan ada keluar," tegasnya.
Menurutnya dua hari pertama bertahan di asrama kampus merupakan momen paling mencekam. Ansar tidak bisa beristirahat dengan tenang mendengar bunyi tembakan.
"Selama dua hari itu paling mencekam. Setelah 3 hari mulai agak reda. Hari keempat, suara tembakan tidak terlalu sederas hari pertama dan hari kedua," jelas Ansar.
Ansar mengaku bersyukur bisa terjebak di asrama kampus. Ansar mengaku kondisinya tidak seberuntung rekannya yang tinggal di luar asrama.
"Yang kasihan itu mahasiswa yang tinggal di luar asrama, karena setelah perang, lampu padam selama 3 hari. Namun yang tinggal di asrama di kampus itu kayak saya alhamdulillah listrik mati tapi ada genset membantu," urai Ansar.
Mahasiswa Fakultas Dirosa Islamiyah ini mengatakan kebutuhan hidup dan rekannya ditanggung pihak kampus. Mereka tetap menjalankan puasa dengan lancar selama di asrama.
"Jadi kita tetap ada air, asrama menanggung makan buka puasa kita, sahur kita, dan pengamanan lain," terang warga kelahiran Kota Makassar ini.
Selama 9 hari terjebak di asrama kampus sejak perang pecah, pemerintah setempat akhirnya mengevakuasi Ansar dan rekan-rekannya pada Senin (24/4). Proses evakuasi mesti menempuh perjalanan panjang menuju Port Sudan.
"Jadi selama ini standby di asrama, sampai ada waktu evakuasi disuruh kumpul di Masjid Assidiqin dari Kedutaan RI Khortum mempersiapkan bis-bis untuk berangkat ke Port Sudan," tuturnya.
Ansar tidak tahu pasti jumlah orang yang dievakuasi saat itu. Namun ada sekitar 5 bus yang dipersiapkan untuk membawa para mahasiswa dalam kondisi selamat.
"24 April itu kita sudah mulai berangkat dari Khartoum ke Port Sudan pakai kurang lebih 5-6 bus. Perjalanan dari Khartoum ke Port Sudan itu 15 jam," sebut Ansar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
WNI Sulsel Dievakuasi dari Sudan Secara Bertahap
WNI asal Sulsel dievakuasi dari Sudan secara bertahap. Pada tahap pertama, ada 16 warga Sulsel yang dipulangkan ke Tanah Air, lalu 11 orang di antaranya difasilitasi pemulangan oleh Pemprov Sulsel pada Minggu (30/4) siang.
"(Total WNI asal Sulsel) 16 orang, 5 orang pulang mandiri Jakarta-Makassar, 11 orang yang kami fasilitasi kembali ke Makassar," tutur Kepala Kesbangpol Sulsel Muhammad Firda yang dikonfirmasi, Minggu (30/4).
Firda mengungkapkan ada 11 WNI asal Sulsel lainnya yang akan menyusul dipulangkan ke kampung halaman. Mereka masih berada di Asrama Haji Pondok, Jakarta Timur menjalani proses asesmen sebelum diberangkatkan.
"Kloter kedua 11 orang rencana besok (hari ini) ke Makassar," ujarnya.
Sekretaris Kesbangpol Sulsel Ansar menambahkan jadwal kepulangan WNI asal Sulsel untuk tahap kedua masih diatur. Apalagi mereka masih didata lebih dulu.
"Ini sementara didata. Data sementara ini informasinya 11 tapi belum fiks, cuma informasi saya dengar," imbuhnya.
Sementara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melaporkan 748 WNI sudah dievakuasi dari Sudan. Sebanyak 385 orang di antaranya dipulangkan pada Jumat (28/4), selanjutnya 363 lainnya menyusul pada Minggu (30/4).
Para WNI sebelum dipulangkan juga menjalani tes swab COVID di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur. Proses evakuasi turut dijaga aparat keamanan.