Polda Kalimantan Utara (Kaltara) turut merespons pernyataan Kombes Teguh Triawantoro yang mengaku tetap menjadi singa di habitat kambing setelah dicopot sementara dari jabatan Kabid Propam. Polda Kaltara menilai pernyataan Kombes Teguh itu tidak etis, terutama karena disampaikan di depan pimpinannya.
"Dari sisi etika dia berbicara pada pimpinan, sebenarnya tidak baik kan, sebagai singa. Kita dianggapnya kambing kan, tidak etis," ujar Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Budi Rachmat kepada detikcom, Senin (24/4/2023).
Budi mengatakan Kombes Teguh menyampaikan pernyataan menjadi singa di lingkungan kambing itu di Aula Polda Kaltara pada Rabu (12/4) lalu. Pernyataan tersebut disampaikan Teguh di hadapan Kapolda Kaltara Irjen Daniel Adityajaya dan jajaran perwira Polda Kaltara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kombes Budi mengaku tidak mengetahui maksud sebenarnya dari ungkapan Kombes Teguh itu. Namun menurutnya, ujaran tersebut tak patut disampaikan di hadapan pimpinan hanya karena soal pencopotan.
"Seolah-olah (dia beranggapan) saya paling bagus yang lain jelek," kata Kombes Budi Rachmat.
Kombes Teguh Bicara Jadi Singa di Habitat Kambing
Kombes Teguh resmi dicopot sementara dari jabatan Kabid Propam Polda Kaltara pada 10 April 2023. Setelah resmi dicopot, beredar sebuah rekaman Kombes Teguh yang berbicara terkait pencopotan dirinya.
Dalam rekaman beredar tersebut, Kombes Teguh awalnya menyampaikan bahwa pencopotan dirinya merupakan bentuk rezeki yang diberikan oleh Irjen Daniel. Dia mengaku tak mempersoalkannya dan akan menerimanya dengan baik.
"Terkait dengan pemberian rezeki buat saya, yang Jenderal berikan kepada kami berupa surat perintah pemberhentian sementara waktu atau penonaktifan. Ya intinya kami dicopot," tutur Teguh dalam rekaman itu.
"Karena itu bentuk rezeki. Menurut saya rezeki itu bukan hanya bentuk konkret, pangkat dan jabatan, gaji dan lain sebagainya," katanya.
Meski mengaku menerima pencopotan dirinya, Kombes Teguh menegaskan dirinya dicopot bukan karena pelanggaran pidana atau kode etik. Kombes Teguh mengaku bangga dengan hal tersebut.
"Dan saya tidak ada label pelanggaran yang saya bawa Jenderal. Dan terima kasih Jenderal, dan kami tidak ada pemberhentian ini sementara waktu atau pencopotan ini, saya tidak ada pelanggaran pidana, kode etik maupun disiplin yang ada," tutur Kombes Teguh.
Lebih lanjut, Kombes Teguh bercerita tentang ayahnya dulu merupakan pensiunan tentara dan hanya berpangkat AKP sehingga dia bersyukur karena dia saat ini bisa ke level Kombes.
Setelah itu, barulah Kombes Teguh kemudian memberikan sebuah analogi. Dia menegaskan dirinya akan tetap menjadi singa kendati dicopot.
"Karena kami sudah banyak sekali saya punya pangkat kolonel Kombes. Ayah saya seorang Tamtama Kopassus pensiunan AKP. Saya jadi Kombes sudah luar biasa sekali," kata Teguh.
"Jadi terima kasih sekali rasa hormat kami Jenderal dan saya mohon izin Jenderal sekali lagi, saya tetap jadi singa dan macan yang hidup di lingkungan kambing yang makan rumput, tapi saya tidak akan makan rumput," katanya.
(hmw/asm)