Skripsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang diduga menghina suku Tolaki terindikasi salah pengambilan data. Skripsi tersebut pun ditarik setelah turut dianggap mengandung unsur rasisme.
"Karena skripsi ini adalah mengandung hal-hal yang bisa memancing masyarakat terkait dengan rasisme," ucap Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Masse kepada detikSulsel, Kamis (13/4/2023).
Ambo juga beranggapan ada kesalahan dalam proses penelitian skripsi mahasiswa tersebut. Pihaknya sementara mengkaji isi skripsi tersebut lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua ada indikasi bahwa salah dalam pengambilan data, oleh karena itu, sifatnya penarikan ini sementara waktu untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut," paparnya.
Ambo tidak lagi menjelaskan lebih jauh terkait persoalan dan teknis tindak lanjutnya ke depan. Persoalan ini sebelumnya sudah dibahas bersama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Adat Tolaki (LAT) di Ruangan Rektor Unismuh Makassar pada Kamis (13/4).
Dalam pertemuan tersebut, Unismuh Makassar menyatakan sikap dengan menarik skripsi alumni Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar berjudul 'Asumsi Masyarakat Bugis Terhadap Ideologi Suku Tolaki di Kolaka Utara'.
"Atas nama pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar menyatakan menarik skripsi tersebut agar tidak lagi menjadi rujukan dan kutipan oleh siapa pun," tegas Ambo Asse dalam pernyataan sikapnya.
Ambo pun menyampaikan permintaan maafnya atas polemik yang timbul karena skripsi tersebut. Pihaknya menegaskan tidak ada niatan untuk menyinggung suku tertentu.
"Kami Civitas akademika menghargai setiap suku dan agama yang ada di Indonesia, dan tidak pernah mendukung pertentangan sara karena tidak sesuai dengan nilai kemuhammadiyahan," sebut Ambo dalam pernyataannya.
Sementara Sekretaris Jenderal DPP LAT, Bisman mengaku berterima kasih atas keputusan Unismuh Makassar menarik skripsi tersebut. Dia menyebut LAT membawa aspirasi warga di Sultra.
"Harapan masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara agar kiranya pak rektor dapat bijaksana mengambil keputusan untuk kepentingan dan kemaslahatan ummat, khususnya kita ini masyarakat Tolaki dan Bugis," tutur Bisman.
Untuk diketahui, polemik skripsi ini bermula saat Abstrak penelitian berisi deskripsi yang dianggap merendahkan Suku Tolaki beredar di media sosial. Abstrak penelitian yang heboh itu juga mengundang komentar provokatif.
(sar/hsr)