200 Honorer RSUD Pangkep Long March ke DPRD Tuntut Perbaikan Remunerasi

200 Honorer RSUD Pangkep Long March ke DPRD Tuntut Perbaikan Remunerasi

Muhclis Abduh - detikSulsel
Kamis, 13 Apr 2023 15:41 WIB
200 honorer RSUD Batara Siang Pangkep long march ke DPRD Pangkep mengadukan remunerasi yang anjlok.
Foto: 200 honorer RSUD Batara Siang Pangkep long march ke DPRD Pangkep mengadukan remunerasi yang anjlok. (dok.istimewa)
Pangkep -

Sebanyak 200 orang tenaga harian lepas (THL) atau honorer di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Siang Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan aksi long march sejauh 500 meter dari alun-alun kota menuju gedung DPRD Pangkep. Mereka hendak mengadukan keluhan remunerasi yang anjlok.

"Tujuan kami datang untuk menuntut perbaikan remunerasi yang kami anggap sangat anjlok," ujar peserta aksi berinisial N kepada detikSulsel, Kamis (13/4/2023).

N mengatakan aksi ini dilakukan oleh para honorer di RSUD Batara Siang Pangkep yang terdiri dari staf biasa, bidan, dan perawat hingga sopir ambulans. Aksi ini sebagai bentuk kebersamaan untuk memperjuangkan hak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini aksi gabungan, ada dari perawat, bidan, laundry, CSSD, hingga sopir ambulans. Yang sempat gabung sekitar 200 orang. Ini kami long march atau jalan kaki sejauh 500 meter," terangnya.

N menuturkan pembayaran remunerasi disesuaikan dengan klaim dari BPJS Kesehatan. Tetapi menurut dia, penurunan yang dirasakan begitu drastis dibandingkan tahun 2022 lalu.

ADVERTISEMENT

"Penurunan remunerasi ini sangat jauh dari sebelumnya. Padahal ini kalau mau dibilang pasien yang kami tangani tidak jauh berbeda dengan sebelumnya," keluhnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 400 honorer RSUD Batara Siang Pangkep melakukan mogok kerja karena remunerasi mereka selama 4 bulan belum dibayar. Para honorer juga memprotes remunerasi mereka yang anjlok.

"Ini kami sebenarnya tuntut remunerasi kami yang anjlok," ungkap honorer berinisial U kepada detikSulsel, Rabu (12/4).

Dia menjelaskan, remunerasi atau imbalan kerja yang diberikan dari klaim BPJS Kesehatan, kini jauh menurun dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sementara beban kerja, menurutnya semakin berat.

"Ini terlalu terasa penurunan pembayaran remunerasi. Kalau saya bisa dapat Rp 2,1 juta paling tinggi, kalau sekarang hanya sampai Rp 800 ribu," ungkapnya.




(hsr/sar)

Hide Ads