Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap penyebab angka stunting di Kabupaten Selayar naik 5%. Persoalan yang disoroti DPRD Sulsel terjadi karena tidak adanya kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat.
"Penyebabnya itu belum kolaborasi," kata Kepala Dinkes Sulsel Rosmini Pandin usai rapat bersama Komisi E DPRD Sulsel kepada wartawan, Rabu (12/4/2023).
Rosmini juga menyampaikan beberapa faktor penyebab naiknya angka stunting di Selayar. Hal ini juga dipengaruhi adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) warga setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa faktor di antaranya itu JKN, memiliki JKN atau tidak, dan merokok atau tidak, kemudian kebersihan lingkungan bagus atau tidak," paparnya.
Namun dirinya tidak bisa menyebut penyebabnya secara spesifik. Dia hanya berharap pemerintah setempat bisa memberi perhatian terkait persoalan stunting tersebut.
"Kalau sekarang kan kita sudah tidak bisa lihat (penyebab pastinya). Pak Gubernur minta jangan lagi ada stunting," tegas Rosmini.
Menurutnya penanganan stunting harus dimulai dari ibu hamil untuk merawat kandungannya. Ibu hamil harus secara berkala melakukan pemeriksaan dan memperhatikan gizi anaknya.
"Itu penanggulangan dimulai dari remaja putri, calon pengantin, saat hamil dan melahirkan. Jadi kalau dia BLR (berat lahir rendah) itu lebih baik," paparnya.
"Tapi bisa saja dia turun kalau dia misalnya ada sakit. Sakit berulang yang tidak ada jaminannya, pasti akan turun berat badannya. Atau tidak kuat karena pendampingan ASI-nya," tambah Rosmini.
Sebelumnya diberitakan, anggota Komisi E DPRD Sulsel Ady Ansar menyoroti angka stunting di Selayar naik 5 persen. Padahal tahun sebelumnya dianggap mengalami penurunan.
"Tempo hari itu 2021 kita di angka 27,4 persen. Nah mengalami penurunan di tahun 2022 menjadi 27,2 persen," ungkap Ady.
Pihaknya juga heran dengan Pemkab Selayar yang dianggap tidak memberi atensi terkait persoalan ini. Pasalnya capaian di Selayar, mempengaruhi angka stunting di Sulsel secara umum.
"Sulsel ini kan ada penurunan 0,00 sekian persen, dan kabupaten lain juga ada penurunan, Kita malah di Selayar naiknya tinggi sekali sampai 5 persen. Malu dong kita ini kalau bicara soal stunting, itu kan gizi buruk,"jelasnya.
(sar/ata)