.webp)
RSUD Tenriawaru Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah memeriksa sekuriti yang diduga mempersulit bayi 4 bulan, Alisa Hayana mendapat perawatan hingga meninggal karena diminta membawa surat rujukan. Sejauh ini ada satu orang sekuriti yang diperiksa buntut bayi meninggal karena lamban ditangani itu.
"Sudah dilakukan pemeriksaan kepada satu orang sekuriti," kata Humas RSUD Tenriawaru Bone Andi Dedy Astaman kepada detikSulsel, Selasa (11/4/2023).
Dedy mengatakan, hasil pemeriksaan awal sekuriti tersebut meminta surat rujukan kepada orang tua bayi saat datang ke RS. Ortu bayi diminta mengambil surat rujukan ke puskesmas untuk bisa mendapat perawatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (sekuriti) bertanya, 'apakah ada rujukan ta'. Kalau tidak ada ke puskesmas maki ambil rujukan', karena dia berdasar sama penyampaian pasien mau berobat," sebutnya.
Dedy menambahkan, pihak sekuriti hanya mengetahui kalau orang tua bayi itu akan berobat biasa, makanya diarahkan mengambil rujukan di puskesmas. Sekuriti tersebut tidak mengetahui keadaan bayi itu dalam kondisi kritis.
"Tapi saat ini sementara kami cari informasi lainnya juga," jelasnya.
Untuk diketahui, seorang bayi bernama Alisa Hayana berumur 4 bulan 11 hari meninggal di RSUD Tenriawaru, Senin (10/4). Bayi tersebut meninggal karena terlambat mendapat penanganan.
Pemkab Bone pun menyelidiki permasalahan itu. Pemkab janji akan memberikan sanksi tegas kepada RSUD Tenriawaru jika ditemukan pelanggaran standar operasional prosedur (SOP).
"Kalau RSUD melanggar SOP saya akan memberikan sanksi tegas. Yang pasti kalau ada pelanggaran yang dilakukan rumah sakit saya akan memberikan sanksi yang tegas, siapapun itu termasuk kalau direkturnya," kata Wakil Bupati Bone Ambo Dalle, Selasa (11/4).
Ambo Dalle meminta waktu untuk menelusuri di mana letak masalah di RSUD Tenriawaru. Pihaknya janji akan memperbaiki kelemahan yang terjadi saat ini.
"Karena perintah bapak bupati tidak boleh begitu, tidak boleh minta mana rujukan. Utamakan pelayanan," tegasnya.
(sar/asm)
