RSUD Tenriawaru Jelaskan soal Bayi 4 Bulan Meninggal karena Lamban Ditangani

Kabupaten Bone

RSUD Tenriawaru Jelaskan soal Bayi 4 Bulan Meninggal karena Lamban Ditangani

Agung Pramono - detikSulsel
Selasa, 11 Apr 2023 07:31 WIB
RSUD Tenriawaru Bone.
Foto: RSUD Tenriawaru Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) angkat bicara soal tudingan bayi 4 bulan meninggal karena lamban ditangani. Pihak RS menegaskan tidak ada penolakan dan bayi bernama Alisa Hayana itu sempat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Tidak ada penolakan. Dan terkait dengan hari ini ada beberapa pasien anak bayi dan semua dilayani," kata Humas RSUD Tenriawaru Bone Andi Dedy Astaman kepada detikSulsel, Senin (10/4/2023) malam tadi.

Dedy juga tidak menampik sekuriti RS sempat meminta keluarga pasien mengambil surat rujukan di puskesmas sebelum anaknya dirawat. Dia menyebut sekuriti hanya menjalankan standar operasional RS, namun tidak berwenang menentukan pasien boleh dirawat atau tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua pasien ditangani jika dalam keadaan kritis. Terkait rujukan memang kadang diminta karena mengingat RSUD Tenriawaru Kelas B jadi memang biasa ditanyakan karena biasa ada rujukan dari puskesmas dan RSUD tipe C sebagai bentuk administrasi pelayanan kesehatan," bebernya.

"Berdasarkan keterangan dari rekan kami bahwa hanya ditanyakan terkait rujukan dan keluarga pasien menyampaikan bahwa gawat makanya sekuriti langsung buka pintu IGD dan mengarahkan masuk IGD. Orang tua pasien masuk lalu mendaftarkan diri lewat administrasi," tegas Dedy.

ADVERTISEMENT

Dedy menjelaskan bayi bernama Alisa Hayana itu masuk RS pada pukul 13.00 Wita pada Senin (10/4). Bayi bernama berusia 4 bulan 11 hari itu pun ditangani di IGD.

"Pasien masuk ke IGD langsung ditangani dan dilakukan skrining serta anamnesa awal oleh dokter dan perawat," sebutnya.

Kondisi pasien disebut sudah dalam keadaan kritis. Dedy mengaku pasien demam dan mengalami kejang.

"Namun kondisi pasien masuk dalam kondisi kritis sesak, dehidrasi, demam tinggi 41,6 derajat celcius dan sempat mengalami kejang 2 kali," beber Dedy.

Dedy menyampaikan, selama dalam penanganan pasien diberikan obat anti kejang dan ditangani dokter spesialis anak. Namun nyawa bayi tersebut tidak dapat diselamatkan.

"Nyawa pasien anak tersebut tidak dapat diselamatkan sekitar pukul 16.00 Wita," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, orang tua Alisa, Firmansyah mengaku membawa anaknya ke RSUD Tenriawaru Bone pada Senin (10/4) sekitar pukul 08.30 Wita. Saat tiba, sekuriti RS memintanya untuk mengambil surat rujukan di puskesmas terlebih dahulu.

"Saya bawa anakku ke RSUD Tenriawaru, na bilang itu sekuriti, 'mau ki apa', saya bilang mau ka berobat. Dia tanya mi rujukan, saya bilang nda ada, na dia (sekuriti) bilang kalau tidak ada rujukan tidak bisa," kata Firmansyah saat dikonfirmasi.

Firmansyah terpaksa membawa anaknya ke puskesmas tetapi tidak bisa ditangani lantaran sudah kritis. Bayinya lalu dibawa kembali ke RS untuk ditangani dokter namun nyawanya tidak terselamatkan.

"Dokter bilang terlambat ki bawa ki. Terlambat ditangani. Jadi saya jelaskan kembali ke dokternya, kalau sekuriti minta rujukan makanya terlambat ka'. Apalagi mencret-mencret anakku dan sudah jelas kekurangan cairan," jelasnya.




(sar/sar)

Hide Ads