"Tujuan utama kami datang ke DPRD ini karena ada relokasi pasar, kemudian relokasi ini membuat pedagang merugi," ungkap pedagang Pasar Lakessi Parepare, Usman kepada wartawan, Senin (10/4/2023).
Aksi demo para pedagang Pasar Lakessi digelar di halaman kantor DPRD Parepare, Senin (10/4). Mereka juga menuntut kepala Pasar Lakessi dicopot dari jabatannya.
Usman beranggapan pedagang mendapat intimidasi dalam proses penertiban dengan maksud relokasi itu. Proses relokasi juga dilakukan tanpa koordinasi sehingga banyak lapak yang dirusak.
"Pelaksanaan relokasi banyak pedagang merasa dirugikan khususnya pasar bagian timur. Ada yang rusak lapaknya, kehilangan barang, seperti ada yang dirusak jualan kolang-kalingnya yang bernilai jutaan rupiah," imbuhnya.
Menurutnya para pedagang terdampak merasa bingung dengan kerusakan lapak mereka. Mereka bingung harus meminta ganti rugi kepada siapa.
"Mereka yang merasa dirugikan ingin dikembalikan haknya. Tapi belum ada bersedia (mengganti) kerugian ini," paparnya.
Pihaknya mengaku pedagang pada dasarnya siap direlokasi. Hanya saja kondisi di dalam pasar yang menjadi lokasi relokasi dianggap belum layak karena sempit.
"Kami siap direlokasi, sepanjang tempat sudah layak ditempati. Pedagang tidak mempermasalahkan, cuma mereka dipaksa masuk sementara tempat belum layak dan tempat sempit," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemkot Parepare membongkar 250 lapak liar di sekitar Pasar Lakessi. Lapak pedagang yang dibongkar tersebut rencananya akan direlokasi masuk ke dalam Pasar.
"Ada sekitar 250 pedagang itu yang di luar pasar yang akan kita pindahkan masuk," ungkap Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Parepare Prasetyo kepada detikSulsel, Rabu (5/4).
Pembongkaran lapak di luar Pasar Sentral Lakessi, Kecamatan Soreang dilakukan Satpol PP Parepare yang turut dibantu aparat kepolisian dan TNI pada Rabu (5/4) pagi tadi. Penertiban ini berlangsung kondusif meski sempat menuai pro dan kontra.
"Tentu pro kontra itu ada. Tadi dibantu pihak keamanan dari Satpol PP, TNI dan polisi untuk prosesnya (pembongkaran lapak)" tuturnya.
Prasetyo mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada pedagang sebelum penertiban dilakukan. Namun masih ada pedagang yang tidak kooperatif.
(sar/asm)