Kapal Motor (KM) LCT Batiwakal Permai yang mengangkut 11 orang tenggelam di Perairan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut). Sebanyak 9 anak buah kapal (ABK) berhasil dievakuasi, sementara 2 orang lainnya masih hilang.
Kapal tujuan ke Kabupaten Kepulauan Talaud itu awalnya berangka pada Sabtu (1/4) sekitar pukul 20.00 Wita. Namun dalam perjalanan kapal kemasukan air akibat angin kencang hingga tenggelam pada Senin (3/4) sekitar pukul 23.00 Wita.
"Pada hari Senin malam tiba-tiba badai angin kencang bertiup dan tidak lama kemudian kapal masuk air dan tenggelam," kata Humas Basarnas Manado Ferry Arianto dalam keterangannya, Minggu (9/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferry mengatakan, awalnya 9 ABK ditemukan lebih dulu oleh Kapal Ikan KM di dekat Kepulauan Morotai, Sabtu (8/4). Kesembilan orang itu dievakuasi dalam keadaan selamat.
"Kapal Ikan KM Mentari telah menyelamatkan 9 ABK kapal dari 11 ABK yang ada di kapal tersebut dan membawa mereka ke Desa Berebere Pulau Morotai. Saat ini dalam pemeriksaan medis di puskesmas setempat," ujarnya.
Ferry menambahkan, hingga kini pihaknya masih mencari 2 ABK yang masih hilang. Kedua ABK tersebut bernama Songli Sumenda (21) dan Andre Firmansyah (27).
"Dua korban yang belum ditemukan," tambah Ferry.
Ferry menjelaskan kapal tersebut membawa sejumlah material berupa 1 unit ekskavator dan 4 unit truk. Pihaknya berharap kedua ABK tersebut bisa ditemukan selamat apalagi seluruh ABK telah siaga dengan menggunakan baju pelampung saat kapalnya tenggelam.
"Sebelum kapal mereka masuk ke dalam air dan tenggelam, semua awak kapal sempat mengambil life jacket (baju pelampung)," jelasnya.
Tim SAR gabungan saat ini masih melakukan pencarian di sekitar titik lokasi kapal tenggelam.
"Kantor SAR Manado berkoordinasi dengan unsur terkait dalam upaya pencarian 2 ABK kapal yang belum ditemukan," pungkasnya.
(sar/hmw)