Penampakan Joroknya Irigasi di Polman gegara Dijadikan Tempat Sampah

Sulawesi Barat

Penampakan Joroknya Irigasi di Polman gegara Dijadikan Tempat Sampah

Hafis Hamdan - detikSulsel
Kamis, 06 Apr 2023 02:20 WIB
Tumpukan sampah di saluran irigasi di Polman, Sulbar.
Foto: Tumpukan sampah di saluran irigasi di Polman, Sulbar. (Abdy Febriady/detikcom)
Polewali Mandar -

Tumpukan sampah memenuhi saluran irigasi di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Irigasi yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah itu tidak hanya menimbulkan kesan jorok tetapi juga berdampak kepada area persawahan petani.

Pantauan detikcom di wilayah Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Selasa (4/4/2023), saluran irigasi dipenuhi berbagai jenis sampah. Saluran tersebut kebanyakan diisi sampah jenis plastik hingga styrofoam.

Saluran irigasi yang membentang di area persawahan itu tampak berubah menjadi aliran sampah. Tumpukan sampah itu lalu dibiarkan mengalir terbawa air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tumpukan sampah di saluran irigasi di Polman, Sulbar.Sejumlah warga di Polman, Sulbar mendorong tumpukan sampah agar pintu air di saluran irigasi tidak terhambat. (Abdy Febriady/detikcom)

Terlihat beberapa orang mengawal mengatur aliran sampah tersebut. Warga tersebut tampak sesekali menarik hingga mendorong sampah yang tersendat di pintu air saluran irigasi agar kembali terbawa air.

"Jadi saluran bukan lagi saluran air tapi saluran sampah," ucap Petugas Pintu Air (PPA), Alan yang ditemui wartawan di lokasi, Selasa (4/4).

ADVERTISEMENT

Alan menuturkan tumpukan sampah itu dibiarkan mengalir terbawa air sejauh belasan kilometer. Titiknya dimulai dari wilayah Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo hingga Desa Kebunsari, Kecamatan Wonomulyo.

"Dialirkan mulai sekitaran pasar Wonomulyo, kita ikuti terus aliran air ini bersama dengan sampah," paparnya.

Pihaknya berusaha mengurai tumpukan sampah di saluran irigasi persawahan. Beberapa orang dikerahkan untuk mengontrol jika ada sampah yang menyumbat pintu air.

"Kita berusaha mengurai di setiap pintu air, agar tidak terjadi penumpukan," sambung Alan.

Alan mengaku tumpukan sampah itu mengalir sejauh satu kilometer. Dia memperkirakan volume sampah yang memenuhi saluran irigasi mencapai 30 truk.

"Mungkin ada tadi ini sekitar satu kilometer tumpukan sampah yang mengalir penuhi saluran irigasi, volumenya diperkirakan mencapai tiga puluh truk," ungkapnya.

Menurut Alan, sampah tersebut telah menumpuk sejak sebulan terakhir. Warga memanfaatkan saluran yang sementara dalam proses perbaikan sebagai tempat membuang sampah.

"Sekitar satu bulan ini air tidak mengalir karena ada pekerjaan saluran selama satu bulan itu. Itu masyarakat seenaknya saja buang sampah ke saluran," ucap Alan.

Area Persawahan Tercemar

Alan menuturkan tumpukan sampah di saluran irigasi turut dikeluhkan petani. Pasalnya situasi tersebut dianggap dapat mencemari area persawahan.

"Ini sebenarnya sangat-sangat mengganggu, karena setiap masyarakat atau petani mengambil air itu sampah semua masuk ke dalam sawah," paparnya.

Tumpukan sampah di saluran irigasi di Polman, Sulbar.Foto: Tumpukan sampah di saluran irigasi di Polman, Sulbar disebut mencemari area persawahan pertani. (Abdy Febriady/detikcom)

Padahal saluran irigasi itu untuk mengairi persawahan. Namun air sering tersumbat lantaran tumpukan sampah tersebut.

"Macam-macam sampah, seperti sampah popok bayi sangat mengganggu, karena dapat menyumbat aliran air ke persawahan," terang Alan.

Keluhkan Tak Ada TPA

Menurut Alan, warga memanfaatkan saluran irigasi sebagai tempat membuang sampah, karena hingga saat ini belum ada kejelasan tempat pembuangan akhir (TPA) yang disiapkan pemerintah. Akibatnya tumpukan sampah juga terjadi di beberapa titik, termasuk pasar.

"Sekarang sampah di dalam pasar masih menumpuk," sebut Alan.

Dia pun mengaku bingung mencegah atau melarang warga berhenti membuang sampah di saluran irigasi. Pasalnya di satu sisi belum ada tempat pembuangan sampah yang representatif untuk direkomendasikan.

"Kita tidak tahu bagaimana solusinya, kita tidak tahu bagaimana cara berpikir pemerintah untuk menangani masalah sampah ini, karena TPA juga belum ada kepastian apa ada atau tidak," keluhnya.




(sar/asm)

Hide Ads