Polisi menemukan petunjuk berupa baju untuk mengungkap identitas mayat yang ditemukan tinggal tulang belulang di area perkebunan sawit di Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar). Berdasarkan petunjuk tersebut, korban diduga pria bernama Somad (65).
"Diduga (temuan tulang belulang mayat) warga yang hilang karena sampai adanya penemuan ini yang bersangkutan (Somad) belum ada kembali ke rumah," kata Kabid Humas Polda Sulbar Kombes Syamsu Ridwan kepada wartawan, Sabtu (1/4/2023).
Tulang belulang manusia itu ditemukan di Desa Bulumario, Kecamatan Sarudu, Pasangkayu pada Jumat (31/3) sekitar pukul 16.30 Wita. Tulang belulang ditemukan oleh warga bernama Dirham dan Ramli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditemukan pertama kali sama warga yang sedang menyemprot di kebunnya," ujar Syamsu.
Syamsu mengatakan di lokasi penemuan tulang belulang manusia tersebut ditemukan baju yang sama persis digunakan Somad saat terakhir kali meninggalkan rumah pada Sabtu (18/3) lalu. Hal tersebut berdasarkan keterangan dari anak Somad, Ermiwati.
"Didapatkan ciri-ciri di TKP ada baju yang sama persis digunakan warga yang hilang itu saat meninggalkan rumah," tuturnya.
Syamsu mengungkap korban mengalami penyakit pikun. Warga pun sering mendapati Somad di jalanan saat meninggalkan rumah.
"Menurut anaknya juga, bapaknya ini pikun dan sudah sering dilarang keluar rumah cuman selalu marah dan mengamuk," terangnya.
Hasil pemeriksaan sementara, tidak ada tanda-tanda kekerasan di sekitar lokasi kejadian ditemukannya tulang belulang tersebut. Meski demikian, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan identitas korban.
"Setelah dilakukan olah TKP tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," pungkasnya.
Warga Cium Bau Busuk Menyengat
Syamsu mengatakan dua hari sebelum penemuan tulang belung manusia tersebut, Dirham dan Ramli mencium bau busuk yang menyengat. Namun mereka menduga bau tersebut dari bangkai binatang.
"Pada saat melakukan panen buah sawit sudah mencium bau tidak sedap. Tetapi yang bersangkutan tidak mencari tahu arah datangnya bau busuk karena dianggap mungkin binatang yang mati," ungkapnya.
(hsr/urw)