MUI Bone Ungkap Aliran Puang Nene Tak Larang Salat, Tapi Dilakukan Model Lain

MUI Bone Ungkap Aliran Puang Nene Tak Larang Salat, Tapi Dilakukan Model Lain

Agung Pramono - detikSulsel
Senin, 27 Mar 2023 19:00 WIB
Wali Nono yang diduga pemimpin dari Aliran Puang Nene di Bone, Sulsel.
Wali Nono yang diduga pemimpin dari Aliran Puang Nene di Bone, Sulsel. Foto: Dok. Tim Pakem Bone
Bone -

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkapkan aliran Puang Nene tidak melarang salat lima waktu atau pun salat Jumat. Namun cara salat aliran Puang Nene dilakukan berbeda.

"Mereka tetap salat Jumat, tidak melarang salat. Hanya semacam tarekat," kata Ketua MUI Bone Prof KH Muh Amir HM kepada detikSulsel, Senin (27/3/2023).

Amir mengatakan, aliran Puang Nene memang tidak mengakui salat lima waktu. Tetapi dia tetap salat dalam model lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak mengakui salat lima waktu, tetapi dia tetap salat dalam model lain. Dan paham begitu memang banyak, bukan hanya di situ (Puang Nene)," sebutnya.

Dia menyadari aliran Puang Nene memiliki kegiatan di luar kebiasaan. Namun hal semacam itu banyak juga dilakukan di tempat lain seperti tarekat tasawuf.

ADVERTISEMENT

"Kegiatannya di luar kebiasaan itu kalau mereka berkumpul pimpinannya mengajarkan agama yang bersifat sufistik dan tasawuf. Dan itu memang banyak," bebernya.

Kendati demikian, pihak MUI memilih untuk tidak tergesa-gesa dalam menentukan aliran Puang Nene termasuk ajaran sesat atau bukan. Semuanya diserahkan sepenuhnya kepada Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) yang menentukan.

"Untuk sementara tunggu saja hasil pemeriksaan Tim Pakem. Karena hari ini pimpinannya diperiksa," jelas Amir.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Bone Andi Fahsar Mahdin Padjalangi mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara Tim Pakem, pimpinan aliran Puang Nene membantah disebut ajaran sesat.

"Mereka mengaku kalau salat lima waktu dan tetap salat Jumat. Malah katanya mereka heran kenapa sampai disebut sesat," ujar Fahsar saat Safari Ramadan di Kecamatan Lamuru, Sabtu (25/3/2023).

Fahsar mengaku sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya tanda-tanda kesesatan terhadap aliran itu. Pemerintah belum menemukan kebenaran informasi terkait tudingan sesat tersebut.

"Kami dari pemerintah mulai menyelidiki. Tim sudah mendatangi lokasi tersebut, dan sementara ini belum ditemukan namanya tanda-tanda sesat," ucapnya.

Untuk diketahui, Warga Bone sempat dihebohkan dengan kemunculan aliran Puang Nene yang diduga sesat. Aliran ini berada di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.

Aliran Puang Nene disebut sudah memiliki pengikut kurang lebih 40 orang. Aliran ini dikenal sebagai aliran Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara.

Pimpinan aliran ini juga disebut mengaku nabi hingga pengikutnya tidak diwajibkan salat.




(ata/asm)

Hide Ads