.webp)
Polisi menyoroti truk yang over kapasitas yang melintas di wilayah Camba, Jalan Poros Maros-Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang diduga turut menjadi pemicu kemacetan. Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XIX Sulselbar pun diharapkan turun tangan menindak truk dengan muatan berlebih itu.
"Truk kalau sudah over dimensi sudah pasti overload. Ketika terjadi macet di Kappang itu tanggung jawab kami di lantas, tapi setidaknya kita ada upaya untuk pencegahan dengan mengajak BPTD untuk mengurangi truk overload," sebut Dirlantas Polda Sulsel Kombes Faisal kepada detikSulsel, Jumat (24/3/2023).
Faisal menuturkan pihaknya kesulitan menindak truk yang bermuatan lebih. Dia mengaku menjadi kewenangan BPTD untuk menindaklanjuti truk dengan over dimension-overload (ODOL).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jembatan timbang truk juga perlu dimaksimalkan untuk pembatasan. Truk yang hendak melintas wilayah Camba, Jalan Poros Maros-Bone mesti diperiksa berat muatannya di jembatan timbang lebih dulu.
"Untuk pembatasan truk agak susah. Hanya saya minta ke teman-teman BPTD, penanggung jawab jembatan timbang agar dioperasionalkan 24 jam," imbuhnya.
Faisal mengatakan kemacetan saat ini juga sulit dihindari lantaran adanya perbaikan jalan di Jalan Poros Maros-Bone. Kontraktor pun diminta mengebut penyelesaiannya.
"Apalagi ada perbaikan jalan, makanya jalanan macet parah itu. Untuk perbaikan jalan diprediksi sampai tanggal 14 April sudah diminta berhenti," beber Faisal.
"Hanya yang sifatnya ringan seperti penimbunan, dan pembuatan gorong-gorong nanti yang dibolehkan. Kalau pemotongan batu dan pemotongan pohon ditunda dulu sampai selesai operasi ketupat," jelasnya.
Untuk diketahui, kemacetan kerap terjadi jalur Camba, Jalan Poros Maros-Bone. Terakhir, kendaraan mengular hingga 4,7 kilometer lantaran adanya truk mogok di ruas jalan itu pada Selasa (21/3) lalu.
Salah seorang sopir angkutan penumpang asal Bone, Rustam mengaku tersiksa dengan kemacetan itu. Frekuensi pelayanan angkutan dalam sehari jadi berkurang.
"Sessa jaki (kita tersiksa) gegara macet di Camba. Tidak bisa maki (tidak bisa lagi) ambil dua race ke Makassar," kata Rustam kepada detikSulsel, Selasa (21/3).
Rustam selama ini bekerja menyediakan jasa angkutan penumpang untuk rute Bone-Makassar. Saat memasuki musim mudik, dirinya bisa sampai melayani 2 kali antar jemput penumpang dalam sehari untuk rute itu.
"Dulu dua kali itu ke Makassar sehari. Kalau sekarang satu kali saja berpikir ki," keluhnya.
(sar/sar)
