Jadwal buka puasa dan adzan magrib hari ini di Makassar perlu diketahui oleh seluruh umat muslim agar dapat menyegerakan berbuka ketika waktunya telah tiba. Informasi lengkap jadwal buka puasa Ramadan Jumat, 24 Maret 20223 untuk Kota Makassar telah dirangkum di bawah ini.
Dilansir dari laman NU Online, dalam salah satu hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, disebutkan bahwa sebaik-baik berbuka puasa adalah di awal waktu. Adapun lafal haditsnya, yaitu:
بَكِّرُوْا بِالإفْطَارِ، وَأَخِّرُوْا السَّحُوْرَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur."
Berikut jadwal buka puasa hari ini, 24 Maret yang bertepatan dengan 2 Ramadan 1444 H untuk wilayah Makassar sebagaimana yang disusun Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI.
Jadwal Buka Puasa Hari Ini Makassar
Jumat, 24 Maret 2023 | |
---|---|
Imsak | 04.41 Wita |
Subuh | 04.51 Wita |
Terbit | 06.03 Wita |
Duha | 06.30 Wita |
Zuhur | 12.12 Wita |
Asar | 15.22 Wita |
Magrib | 18.15 Wita |
Isya | 19.23 Wita |
Tata Cara Buka Puasa
Dalam berbuka puasa, ada tata cara tertentu yang telah diatur dalam Islam. Hendaknya umat muslim berbuka puasa sesuai tata cara tersebut.
Adapun tata cara berbuka puasa sesuai tuntunan syariat, yaitu:
1. Menyegerakan Berbuka (ta'jîl al-fithr)
Ketika telah yakin waktu berbuka puasa (waktu maghrib) telah masuk, maka hendaknya umat muslim menyegerakan berbuka.
2. Berbuka Terlebih Dahulu Sebelum Shalat Maghrib
Waktu berbuka puasa ditandai dengan adzan Magrib. Namun, umat muslim dianjurkan untuk berbuka puasa terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat Maghrib.
3. Diawali dengan Membaca Basmalah
Ketika akan berbuka puasa, hendaknya umat muslim membaca lafal basmalah, yakni 'Bismillâhir rahmânir rahîm' secara lengkap atau secara singkat 'Bismillâh', karena lafal tersebut merupakan perbuatan yang baik. Namun, jika lupa membaca Basmalah sebelum makan, maka ketika ingat dapat membaca 'Bismillâhi awwalahu wa âkhirahu' (Dengan Nama Allah sejak awal dan akhir makan/minum).
4. Makan Kurma dalam Jumlah Ganjil
Saat berbuka, umat muslim dianjurkan makan kurma dalam jumlah ganjil 3 (tiga) butir atau lebih (misalnya 5 butir), terutama kurma basah (ruthab). Namun, apabila tidak ada kurma basah, boleh dengan kurma kering (tamr).
5. Berbuka dengan Air Apabila Tidak Ada Kurma
Jika tidak ada kurma basah atau kurma kering, maka disunahkan berbuka dengan minum air, terutama air Zamzam sebanyak 3 (tiga) tegukan.
Namun, jika tidak ada air Zamzam, maka berbuka dengan air (berasal) dari Sungai Nil. Jika tidak ada air Zamzam dan air (berasal) dari Sungai Nil, maka minum air biasa, air mineral atau air kemasan.
Hal ini berdasarkan urutan keutamaan air yang dikemukakan oleh para ulama sebagaimana disebutkan dalam nazham oleh imam At-Tâj As-Subkî. Urutan air yang utama: pertama, air yang memancar dari jari jemari Nabi SAW; kedua, air zamzam; ketiga, air telaga Kautsar; keempat, air sungai Nil; kelima, air dari sungai-sungai lainnya.
Kemudian jika tidak ada air minum, disunahkan berbuka dengan sesuatu yang manis atau manisan.
6. Membaca Doa Berbuka Puasa
Ketika berbuka puasa, umat muslim disunnahkan membaca doa berbuka puasa (du'â' al-ifthâr) dengan mengangkat kedua belah telapak tangan ke atas, berupa doa ma'tsûr (doa yang diajarkan oleh Nabi SAW), atau rangkaian doa yang disusun oleh para ulama dari doa-doa dalam hadits tersebut.
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى
Arab Latin: Allâhumma laka shumtu wa 'alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama'u wabtalatil 'urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta'âlâ
Artinya: "Duhai Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaallah."
7. Makan dan Minum Secukupnya
Saat berbuka puasa, hendaknya umat muslim makan atau minum tidak dengan berlebih-lebihan atau bermewah-mewahan (isrâf) apalagi mengakibatkan kekenyangan. Sebaiknya tidak menyisakan makanan dan minuman yang menimbulkan tabdzîr (mubadzir). Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Al-A'râf (7): 31, dan Surat al-Isrâ' (17): 26-27.
8. Membaca Doa Setelah Berbuka Puasa
Setelah selesai makan dan minum, dianjurkan untuk membaca doa. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Shâhîh al-Bukhârî dan Riyâdh al-Shâlihîn, berikut:
اَلْحَمْدُ للِهِٰ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ، وَلَا مُوَدَّعٍ، وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا.
Artinya, "Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik (murni terhindar dari riyâ' dan sum'ah) nan berkah (berkembang, terus menerus tidak terputus), yang pujian itu tidak bisa mencukupi, tidak ditolak, pun tidak pula dicukupkan sepadan pada pemberian-Mu, duhai Tuhan kami" (HR. al-Bukhârî dari Abû Umâmah r.a.).
(edr/alk)