Jadwal Imsakiyah Ramadan 2023 Wilayah Makassar dan Sekitarnya

Selama bulan Ramadan umat Islam akan menjalankan ibadah puasa dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Selama waktu itu kita diwajibkan untuk menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum dan lain-lain.

Nah, berikut jadwal imsakiyah Ramadhan 2023 yang disusun Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI untuk wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Semoga bermanfaat untuk anda dalam menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan 2023.

Jadwal Imsakiyah Ramadan 2023 di Makassar & Sekitarnya

Anda bisa mendownload jadwal imsak dan buka puasa ramadan 2023 untuk wilayah kota Makassar dan sekitarnya dalam format PDF di link berikut ini.

Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2023 Makassar

Dilansir dari Nu Online, terkait dalil kewajiban berpuasa Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah [2]: 183)

Rasulullah SAW juga bersabda:

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Artinya: "Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; (2) menunaikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) menunaikan haji ke Baitullah; dan (5) berpuasa Ramadhan" (HR al-Bukhari dan Muslim).

Di kota Makassar, jadwal imsak dan berbuka puasa tentunya berbeda dengan daerah-daerah lainnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui jadwal imsak Ramadan 2023 di Makassar agar bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Pengertian Imsak dan Waktu Perhitungannya

Dikutip dari Jurnal Elfalaky UIN Alauddin Makassar, kata 'imsak' secara harfiah bermakna 'menahan' atau 'menjaga'. Dengan demikian, kata ini lebih merujuk pada waktu untuk menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai menjelang terbitnya fajar (subuh).

Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 187, Allah SWT berfirman;

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ

Artinya: "Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam..."

Perhitungan ihtiyat waktu imsak ini biasanya dihitung 10-15 menit menjelang waktu salat subuh. Misalnya waktu subuh pada hari itu jatuh pada pukul 04.30 wita, maka jadwal imsak ditetapkan pada pukul 04.20 wita.

Kendati demikian, perlu dipahami bahwa waktu imsak ini bukanlah sebuah kewajiban atau ketetapan yang harus dilakukan. Waktu imsak ditetapkan sebagai anjuran atau peringatan kepada mereka yang ingin menjalankan puasa.

Nabi Muhammad SAW pun tidak menyebutkan secara pasti kapan dan berapa lama waktu imsak tersebut. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda;

Dari Anas dari Zaid bin Tsabit, ia berkata: Kami sahur bersama Nabi Muhammad SAW kemudian kami melakukan salat (subuh). Saya bertanya; Berapa lama ukuran antara sahur dan salat subuh? Nabi bersabda seukuran membaca lima puluh ayat al-Quran. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Menurut sebagian ulama waktu membaca 50 ayat al-quran itu kurang lebih setara dengan waktu 10-15 menit.

Tata Cara Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan 2023

Ilustrasi puasa ramadan Foto: Getty Images/iStockphoto/wing-wing

Selain memperhatikan waktu pelaksanaan sahur, imsak, dan puasa Ramadan, penting juga untuk mengetahui panduan dan tata cara menjalankan ibadah puasa Ramadan sesuai AL-Quran dan Sunnah. Melaksanakan puasa sesuai dengan tata caranya dimaksudkan untuk menyempurnakan amalan ibadah dan puasa yang dilakukan.

Dilansir dari laman Kemenag RI, berikut ini beberapa perkara yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Masuk Bulan Ramadhan

Sebelum memasuki bulan Ramadan ada beberapa hal yang patut diketahui umat Islam, yaitu:

• Tidak diperkenankan berpuasa sehari atau dua hari sebelum ramadhan dengan maksud berjaga-jaga jangan sampai bulan Ramadhan telah masuk pada satu atau dua hari itu sementara mereka tidak mengetahuinya. Adapun berpuasa sehari atau dua hari sebelum ramadhan lantaran bertepatan dengan puasa sunnah lain seperti senin-kamis, maka hal itu diperbolehkan.
  
  Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW yang berbunyi;
  
  "Jangan kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari kecuali seseorang yang biasa berpuasa dengan suatu puasa tertentu maka (tetaplah) ia berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim)
• Penentuan masuknya bulan ramadhan dilakukan dengan hilal. Pemantauan ini hendaknya dilakukan pada tanggal 29 Sya'ban setelah matahari terbenam.
• Apabila hilal telah terlihat di suatu negeri maka diwajibkan bagi seluruh negeri di dunia untuk berpuasa. Hal ini merupakan pendapat Jumhur Ulama yang mengacu pada Al-Quran surah Al-baqarah ayat 185:
  
  فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
  
  "Maka barang siapa dari kalian yang menyaksikan bulan, hendaknya ia berpuasa." (QS. AL-Baqarah:185)

Niat Puasa Ramadhan

Niat puasa ramadhan Foto: Getty Images/iStockphoto/ferlistockphoto

Bagi yang ingin menjalankan puasa, maka diharuskan untuk melafalkan niat puasa terlebih dahulu. Niat ini dapat diucapkan maupun didawamkan dalam hati.

Berikut ini bacaan niat puasa Ramadan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta'âla.

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala."

Lantas, kapan waktu membaca niat puasa Ramadan?

Menurut pendapat yang kuat dari para ulama, niat puasa ramadan ini dapat dibacakan semenjak malam hari hingga menjelang subuh (sampai terbitnya fajar). Selain itu, tidak dibenarkan pula untuk membaca satu kali niat untuk satu bulan penuh. Bahkan dianjurkan untuk membaca niat setiap malam menurut pendapat paling kuat.

Waktu Pelaksanaan Puasa

Waktu pelaksanaan puasa bermula dari terbit fajar subuh dan berakhir ketika terbenamnya matahari. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ

Artinya: "Dan makan dan minumlah kalian hingga nampak bagi kalian benang putih dari benang hitam yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam." (QS. Al-Baqarah:187)

Disunnahkan untuk Makan Sahur

Ilustrasi sahur Foto: Getty Images/iStockphoto/DGLimages

Sabur adalah hal yang sangat dianjurkan bagi orang yang ingin menjalankan ibadah puasa. Hal ini sebagaimana sabda Nabi yang menyebutkan bahwa di dalam sahur itu terdapat keberkahan.

"Bersahurlah kalian karena sesungguhnya pada sahur itu ada berkah." (HR. Bukhari)

Batas akhir untuk makan sahur yakni hingga adzan subuh. Namun, sebagian orang menggunakan waktu imsak sebagai peringatan untuk menjalankan sahur.

Hal-hal yang Wajib Ditinggalkan Saat Berpuasa

Tak hanya menahan makan dan minum, orang-orang yang berpuasa juga harus meninggalkan diri dari hal-hal lain yang dapat membatalkan puasanya. Berikut ini hal-hal yang wajib ditinggalkan bagi orang-orang yang berpuasa:

1. Wajib meninggalkan makan dan mimun
2. Wajib meninggalkan hubungan seksual atau hal-hal yang membuat keluarnya air mani.
3. Diwajibkan meninggalkan perkara dusta, makan harta riba dan mengadu domba.
4. Diwajibkan meninggalkan perkara yang sia-sia dan tidak berguna.
5. Wajib meninggalkan puasa wishol, yakni puasa dua hari berturut-turut atau lebih tanpa berbuka.

Doa dan Tata Cara Berbuka Puasa

Waktu berbuka puasa adalah ketika matahari telah terbenam atau waktu magrib. Adapun doa untuk berbuka puasa yang umum dibacakan, yaitu:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

(Allâhumma laka shumtu wa 'alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama'u wabtalatil 'urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta'âlâ.)

Artinya: "Duhai Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaallah."

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam berbuka puasa adalah:

1. Menyegerakan Berbuka (ta'jîl al-fithr)

Ketika telah yakin waktu berbuka puasa (waktu maghrib) telah masuk, maka hendaknya umat muslim menyegerakan berbuka.

2. Berbuka Terlebih Dahulu Sebelum Shalat Maghrib

Waktu berbuka puasa ditandai dengan adzan Magrib. Namun, umat muslim dianjurkan untuk berbuka puasa terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat Maghrib.

3. Diawali dengan Membaca Basmalah

Ketika akan berbuka puasa, hendaknya umat muslim membaca lafal basmalah, yakni 'Bismillâhir rahmânir rahîm' secara lengkap atau secara singkat 'Bismillâh', karena lafal tersebut merupakan perbuatan yang baik. Namun, jika lupa membaca Basmalah sebelum makan, maka ketika ingat dapat membaca 'Bismillâhi awwalahu wa âkhirahu' (Dengan Nama Allah sejak awal dan akhir makan/minum).

4. Makan Kurma dalam Jumlah Ganjil

Saat berbuka, umat muslim dianjurkan makan kurma dalam jumlah ganjil 3 (tiga) butir atau lebih (misalnya 5 butir), terutama kurma basah (ruthab). Namun, apabila tidak ada kurma basah, boleh dengan kurma kering (tamr).

5. Berbuka dengan Air Apabila Tidak Ada Kurma

Jika tidak ada kurma basah atau kurma kering, maka disunahkan berbuka dengan minum air, terutama air Zamzam sebanyak 3 (tiga) tegukan.

Namun, jika tidak ada air Zamzam, maka berbuka dengan air (berasal) dari Sungai Nil. Jika tidak ada air Zamzam dan air (berasal) dari Sungai Nil, maka minum air biasa, air mineral atau air kemasan.

Hal ini berdasarkan urutan keutamaan air yang dikemukakan oleh para ulama sebagaimana disebutkan dalam nazham oleh imam At-Tâj As-Subkî. Urutan air yang utama: pertama, air yang memancar dari jari jemari Nabi SAW; kedua, air zamzam; ketiga, air telaga Kautsar; keempat, air sungai Nil; kelima, air dari sungai-sungai lainnya.

Kemudian jika tidak ada air minum, disunahkan berbuka dengan sesuatu yang manis atau manisan.

6. Membaca Doa Berbuka Puasa

Ketika berbuka puasa, umat muslim disunnahkan membaca doa berbuka puasa (du'â' al-ifthâr) dengan mengangkat kedua belah telapak tangan ke atas, berupa doa ma'tsûr (doa yang diajarkan oleh Nabi SAW), atau rangkaian doa yang disusun oleh para ulama dari doa-doa dalam hadits tersebut.

7. Makan dan Minum Secukupnya

Saat berbuka puasa, hendaknya umat muslim makan atau minum tidak dengan berlebih-lebihan atau bermewah-mewahan (isrâf) apalagi mengakibatkan kekenyangan. Sebaiknya tidak menyisakan makanan dan minuman yang menimbulkan tabdzîr (mubadzir). Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Al-A'râf (7): 31, dan Surat al-Isrâ' (17): 26-27.

8. Membaca Doa Setelah Berbuka Puasa

Setelah selesai makan dan minum, dianjurkan untuk membaca doa. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Shâhîh al-Bukhârî dan Riyâdh al-Shâlihîn, berikut:

اَلْحَمْدُ للِهِٰ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ، وَلَا مُوَدَّعٍ، وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا.

Artinya, "Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik (murni terhindar dari riyâ' dan sum'ah) nan berkah (berkembang, terus menerus tidak terputus), yang pujian itu tidak bisa mencukupi, tidak ditolak, pun tidak pula dicukupkan sepadan pada pemberian-Mu, duhai Tuhan kami" (HR. al-Bukhârî dari Abû Umâmah r.a.).

Itulah penjelasan lengkap mengenai jadwal imsakiyah makassar Ramadhan 2023 serta tata cara menjalankan ibadah puasa. Semoga bermanfaat ya detikers!

Jeritan Hati Warga Palestina di Hari Pertama Puasa Ramadan

Jeritan Hati Warga Palestina di Hari Pertama Puasa Ramadan