Pedagang Cakar di Pasar Senggol Parepare Dapat Untung Rp 5 Juta Sebulan

Pedagang Cakar di Pasar Senggol Parepare Dapat Untung Rp 5 Juta Sebulan

Muhclis Abduh - detikSulsel
Senin, 20 Mar 2023 22:30 WIB
Pakaian bekas impor dijual di Pasar Senggol, Parepare, Sulawesi Selatan.
Foto: Muhclis Abduh/detikSulsel
Parepare -

Pedagang pakaian bekas impor atau pakaian cap karung (cakar) di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku mendapatkan keuntungan hingga Rp 5 juta per bulan. Mereka pun berharap ada solusi dari pemerintah jika pakaian cakar dilarang.

"Bisa dapat Rp 3 juta sampai Rp 5 juta sebulan," ungkap pedagang cakar di Pasar Senggol Parepare, Aco saat ditemui detikSulsel, Senin (20/3/2023).

Aco mengatakan dengan keuntungan mencapai Rp 5 juta per bulan, modal yang dia harus keluarkan perbulan juga termasuk besar. Namun baginya masih sebanding dengan keuntungan yang didapat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Modal relatif lah. Ya, kisaran Rp 25 sampai Rp 30 juta. Bergantung kelancaran penjualan," tuturnya.

Ia mengaku masih baru menekuni usaha pakaian cakar meski berjualan sejak tahun 2017 lalu atau sudah 5 tahun lebih. Dia mengatakan cukup menikmati usahanya ini.

ADVERTISEMENT

"Sudah 5 tahun saya tekuni usaha cakar ini. Kalau teman-teman di sini (Pasar Senggol) malah ada yang sudah puluhan tahun," paparnya.

Terkait pakaian cakar, Aco mendapatkan stok pakaian tersebut dari salah satu pedagang besar dari luar Sulsel. Pedagang ini yang menyuplai barang masuk.

"Ada pedagang besar saya tempati ambil barang. Orang luar, bukan orang Parepare," terangnya.

Pakaian yang didapat menurut dia juga tak selamanya bagus. Sebab di dalam satu karung cakar semuanya acak.

"Bercampur itu di dalam satu karung. Kadang dapat bagus, kadang dapat yang kurang bagus juga," rincinya.

Pembeli pakaian bekas impor atau pakaian cap karung (cakar) di Pasar Senggol Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).Pembeli pakaian bekas impor atau pakaian cap karung (cakar) di Pasar Senggol Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). (Muhclis Abduh/detikSulsel)

Aco menegaskan bahwa pakaian cakar yang dijualnya bersih dan tidak berhaya bagi kulit. Dia menegaskan pakaian cakar telah disemprot dan dibersihkan sebelum disuplai ke pedagang kecil.

"Disemprot semacam desinfektan itu berkali-kali. Makanya kita tak pernah dengar orang sakit karena pakai cakar kan," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, pedagang pakaian cakar di Parepare meminta solusi jika pemerintah melarang penjualan pakaian bekas impor ini. kebijakan tersebut akan menghilangkan mata pencaharian mereka.

"Sebenarnya kalau mau diberantas, mau ditutup setidaknya kasih solusi. Kami rakyat kecil mau mandiri, kasih solusi (jika dilarang menjual barang bekas impor)," ujar Aco saat ditemui detikSulsel, Senin (20/3).

Aco mengatakan pemerintah tidak bisa hanya melarang penjualan pakaian bekas impor begitu saja tanpa memikirkan nasib pedagang. Ada begitu banyak pedagang yang menggantungkan hidup dari bisnis pakaian bekas impor.

"Di setiap daerah sekarang itu ada semua pusat penjualan cakar. Nah, itu yang perlu dipikirkan nasib mereka jika ini mau dilarang," paparnya.




(hsr/hsr)

Hide Ads