Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) mengungkap 9 desa yang tersebar di 5 kecamatan rawan serangan buaya. Pihaknya pun meminta warga waspda lantaran dalam empat tahun terakhir tercatat ada 3 orang luka dan 4 lainnya tewas akibat diterkam buaya.
"Datanya itu mulai 2020, 2 warga yang meninggal, 2021 ada satu warga (meninggal). 2022 ada satu luka ringan dan satu meninggal. Kalau 2023 sama, satu luka dan satu meninggal," ungkap Koordinator Pusat Data dan Informasi BPBD Mateng Rezky Ilhamsyah saat dimintai konfirmasi, Senin (20/3/2023).
Adapun titik rawan kemunculan buaya salah satunya di Kecamatan Karossa. Sebaranan berada di Desa Kayu Cella, Kambunong, Karossa, Benggaulu, dan Lara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di Kecamatan Budong-budong ada di Desa Babana, selanjutnya di Desa Topoyo berada di Desa Tumbu. Selain itu ada di Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, serta di Kecamatan Pangale yang berada di Desa Polocomba.
Rezky mengatakan, pihaknya pun sudah memasang papan imbauan di lokasi tersebut. Ada total 10 titik papan imbauan yang terpasang sebagai peringatan kepada warga.
"Kita pasang di 10 titik dalam 9 desa, jadi di satu desa itu ada yang 2 papan peringatan," beber Rezky.
Rezky mengatakan pemasangan papan imbauan ini sudah mempertimbangkan lokasi habitat buaya. Papan peringatan dipasang agar warga yang akan melakukan aktivitas di sekitaran sungai bisa waspada dari kemunculan buaya.
"Tujuannya supaya warga bisa selalu merasa hati-hati. Jadi misal ada warga mancing, dia (warga) tahu itu ada buaya di situ," ujarnya.
"Iya (sesuai habitat buaya). Jadi kita pasang disana. Sebelumnya sudah ada 2 dipasang cuman 2021 itu," tambah Rezky.
Pihaknya berharap warga hati-hati ketika beraktivitas di lokasi itu. Laporan terakhir pada Januari 2023 lalu, ada 2 korban keganasan buaya.
"Januari itu ada 2 korban, satu bernama Farid luka ringan, yang satunya Komang meninggal dunia," jelasnya.
(sar/hmw)