Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) mengungkap modus penyelundupan baju bekas impor cap karung (cakar) di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). Baju bekas impor tersebut lebih dulu dikirim ke Timor Leste baru masuk ke Indonesia, termasuk Parepare.
Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel Nugroho mengatakan, penyelundup tersebut memanfaatkan kebijakan Timor Leste yang tidak memberlakukan pelarangan impor barang bekas. Kebijakan tersebut kini diantisipasi oleh Bea Cukai Sulbagsel.
"Jadi memang ada modus-modus, dari Malaysia itu mereka dikirim ke Timor Leste, karena Timor Leste tidak melarang ya mengimpor itu," tutur Wahyu kepada detikSulsel, Minggu (19/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Timor Leste mungkin dijual sebagian di sana, sebagian juga mengalir di Indonesia. Ini yang kita antisipasi," tambahnya.
Penyelundupan barang bekas impor ini disebut kebanyakan datang dari Malaysia. Kemudian masuk ke Indonesia melalui pulau Kalimantan. Pakaian bekas itu diselundupkan lewat kapal-kapal.
"Artinya memang sebagian besar dari kapal-kapal itu, bukan nelayan ya. Tapi kapal-kapal itu pengangkut itu. Kapal-kapal kecil, kapal kayu seperti di (Pelabuhan) Paotere itu, tapi langsung ke pantai timur atau ke mana," paparnya.
"Kemudian kadang-kadang terus dikemas dalam satu kontainer atau truk kemudian diangkut ke mana-mana. Ini yang harus kita cegah di lautan," urai Nugroho.
Untuk mengantisipasi hal ini, Nugroho mengatakan akan melakukan upaya pengawasan melalui patroli laut. Adapun dua titik rawan yang diawasi Bea Cukai Sulbagsel.
"Ada dua yang rawan itu. Yang langsung dari utara, jadi lewat Selat Sulawesi itu dari Malaysia. Kemudian dari Timor Leste ke arah Kendari maupun Baubau atau Buton sana (Sulawesi Tenggara). Karena konsumen di sana cukup banyak ya," ungkapnya.
Bea Cukai Turunkan Inteligen ke Parepare
Parepare juga menjadi titik pantauan penyelundupan pakaian bekas impor. Bahkan Bea Cukai telah menurunkan tim intelijen untuk melakukan pantauan.
"Kemarin kita sudah turunkan tim intelijen untuk ke Parepare untuk memantau sejauh mana yang bisa dilakukan penindakan dan sebagainya," ungkapnya.
Nugroho menambahkan, pihaknya masih melakukan pemantauan lebih dulu. Dia pun belum mau berspekulasi soal penindakan yang akan dilakukan.
"Kita lagi lihat kondisi lapangan dulu ya. Kemarin sudah mulai turun begitu Presiden sudah menginstruksikan, ya istilahnya kita siap dan laksanakan," tegasnya.
Nugroho mengatakan pihaknya harus bijak dalam melakukan penindakan. Pasalnya pihaknya akan berhadapan langsung dengan warga yang menjalankan bisnis pakaian bekas impor tersebut.
"Cuma memang harus sangat bijak dalam melakukan penindakan di lapangan," sebut Nugroho.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi secara tegas meminta aktivitas pakaian bekas impor dihentikan. Menurutnya, hal itu bisa mengganggu industri tekstil dalam negeri.
"Jadi yang namanya impor pakaian bekas, setop. Mengganggu, sangat mengganggu industri dalam negeri kita," tegas Jokowi di Istora Senaya, Jakarta, dilansir dari detikNews, Rabu (15/3) lalu.
(alk/hsr)