Kematian atau maut merupakan ketetapan yang telah digariskan di Lauhul Mahfudz. Namun terdapat sebuah kisah tentang sahabat Nabi Sulaiman yang mencoba lari dari malaikat maut.
Lantas, seperti apa nasib sahabat Nabi Sulaiman itu setelah lari menghindari maut?
Dilansir dari detikHikmah, usia seseorang telah ditetapkan bahkan sebelum dia lahir ke dunia. Ketetapan-Nya menjadi rahasia yang tidak ada seorang pun tahu kapan takdir menghampiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip buku Kisah dan 'Ibrah oleh Syofyan Hadi dikisahkan seorang sahabat nabi yang mencoba kabur dari malaikat maut. Dia bahkan pergi ke tempat yang sangat jauh demi menghindari malaikat Izrail.
Dikisahkan bahwa semasa hidup Nabi Sulaiman, ada seorang sahabatnya yang hari-harinya selalu di istana Sulaiman untuk belajar sekaligus membantu pekerjaan istana.
Baca juga: Cara Malaikat Maut Mencabut Nyawa Manusia |
Suatu waktu, malaikat Izrail berkunjung ke istana Nabi Sulaiman dalam wujud manusia. Dalam pertemuan tersebut, sahabat Sulaiman melihat seseorang yang dinilai aneh dan asing di Istana.
Seseorang yang dimaksud tak lain adalah malaikat Izrail. Dia selalu memandangi sahabat Nabi Sulaiman itu dengan pandangan yang mengerikan.
Setelah pertemuan tersebut, dia bertanya kepada Nabi Sulaiman mengenai maksud kedatangan orang asing itu di Istana. Nabi Sulaiman menjawab bahwa orang itu ialah malaikat maut yang datang bertamu kepadanya.
Mengetahui hal tersebut, perasaan takut dan resah semakin menghantui terlebih mengingat cara malaikat maut memandangnya. Dia menduga kedatangan malaikat maut itu untuk menjemputnya kembali ke tempat peristirahatan terakhir.
Ketakutannya membuatnya ingin berlari menghindari kematian. Dia memohon kepada Nabi Sulaiman agar dibawa ke suatu tempat yang jauh.
Karena terus didesak, Nabi Sulaiman akhirnya mewujudkan keinginan sahabatnya itu. Kemudian, Nabi Sulaiman pun memerintahkan salah seorang tentaranya yaitu angin untuk membawa sahabatnya itu ke tempat tepatnya di India.
Keesokan harinya, malaikat maut kembali berkunjung ke Istana Sulaiman dengan wujud yang sama. Nabi Sulaiman lalu bertanya mengenai alasan memandang sahabatnya dengan pandangan yang menyeramkan di pertemuan kemarin.
Malaikat maut menjawab, "Kemarin aku resah karena aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya di India, namun dia masih berada di sini. Namun, pada jam dan saat yang telah ditentukan nyawanya dicabut tiba-tiba saya telah menemukan nya di India. Alhamdulillah, dia sudah meninggal dunia tepat pada waktu dan tempatnya, " tutup malaikat maut.
Mendengar cerita malaikat, Nabi Sulaiman hanya bisa mengucapkan "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun".
Dalil yang Memuat Kematian
Allah telah memperingatkan manusia tentang kematian dalam sejumlah ayat Al-Quran. Kematian telah menjadi ketetapan-Nya yang tak dapat diubah atau ditunda.
Surat Al-Jumu'ah ayat 8 menerangkan firman Allah terkait kematian:
قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Arab-Latin: Qul innal-mautallażī tafirrụna min-hu fa innahụ mulāqīkum ṡumma turaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
Sementara itu, surat An-Nisa ayat 78 juga kembali menjelaskan perkara yang sama, seperti berikut:
أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا۟ هَٰذِهِۦ مِنْ عِندِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
Arab-Latin: Aina mā takụnụ yudrikkumul-mautu walau kuntum fī burụjim musyayyadah, wa in tuṣib-hum ḥasanatuy yaqụlụ hāżihī min 'indillāh, wa in tuṣib-hum sayyi`atuy yaqụlụ hāżihī min 'indik, qul kullum min 'indillāh, fa māli hā`ulā`il-qaumi lā yakādụna yafqahụna ḥadīṡā
Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
Itulah tadi kisah sahabat Nabi Sulaiman yang lari ke India demi menghindari kematian. Semoga dapat menjadi hikmah dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
(urw/alk)