Angka Kelahiran Menurun Akibat Childfree, Jepang Kini Terancam Musnah

Angka Kelahiran Menurun Akibat Childfree, Jepang Kini Terancam Musnah

Tim Wolipop - detikSulsel
Rabu, 08 Mar 2023 22:10 WIB
Portrait of family walking together
Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/monzenmachi
Jakarta -

Saat ini banyak kalangan remaja di Jepang yang memilih tidak ingin punya anak atau childfree. Kondisi ini membuat Negeri Matahari Terbit ini dikhawatirkan terancam punah.

Dilansir dari Wolipop, Penasihat Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, Masako Mori menekankan, kondisi ini akan menghancurkan 'jaring pengaman' sosial dan ekonomi Jepang jika terus dibiarkan. Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga akan memusnahkan Jepang.

Mengutip South China Morning Post, Masako Mori mengungkapkan Jepang akan hilang jika hal ini dibiarkan terus menerus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika terus seperti ini, negara kita akan hilang. Orang-orang yang harus menjalani proses hilangnya (negara Jepang) itulah yang akan menghadapi kerugian besar. Ini adalah penyakit mengerikan yang akan menimpa anak-anak tersebut," ujar Masako, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Mori juga mengatakan bahwa akibat dari permasalahan ini memang tidak akan dirasakan sekarang, tapi kondisi ini akan menjadi sangat bahaya bagi generasi yang akan datang.

ADVERTISEMENT

Menurut data statistik terbaru, dalam setahun terakhir tercatat sebanyak 1,58 juta orang meninggal di Jepang namun jumlah kelahiran hanya ada kurang dari 800 ribu. Hal ini menunjukkan angka kematian dua kali lebih banyak dibanding angka kelahiran. Resesi seks dan penurunan angka kelahiran ini sudah dalam tahap mengkhawatirkan.

Laju penurunan ini bahkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Populasi warga Jepang yang pada puncaknya di 2008 tercatat lebih 128 juta populasi, kini telah turun menjadi 124,6 juta.

Sementara itu, proporsi penduduk di tahun 2022 untuk lansia di atas 65 tahun terus bertambah hingga 29 persen. Populasi Jepang pun terus berkurang dalam waktu singkat.

"Penurunan ini tidak terjadi secara bertahap, tapi langsung turun tajam," ucap Mori, yang juga menyatakan bahwa nasib anak-anak yang lahir di masa sekarang akan menghadapi kondisi sulit.

"(Turun) Menukik berarti anak-anak yang lahir sekarang akan terlempar ke dalam masyarakat yang terdistorsi, menyusut dan kehilangan kemampuannya untuk berfungsi dengan baik," lanjut Mori.

Jika masalah ini tidak segera ditangani, sistem keamanan sosial di Jepang bisa runtuh. Kekuatan industri dan ekonomi juga akan menurun dan tidak akan ada cukup rekrutan untuk Pasukan Keamanan yang bertugas melindungi negara.

Penyebab para pasangan muda di Jepang memutuskan tak ingin memiliki anak karena biaya hidup tinggi, ruang yang terbatas, dan kurangnya dukungan pengasuhan anak di perkotaan.

Beberapa tahun terakhir ini, ketertarikan para generasi muda di Jepang untuk menikah juga telah berubah. Banyak yang memilih menunda pernikahan karena pandemi dan putus asa akan masa depan, bahkan para anak muda Jepang kini malas untuk berkencan.




(urw/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads