Remaja berinisial RD (23) di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) ditangkap polisi usai mencabuli 6 siswa Sekolah Dasar (SD). Pelaku melancarkan aksinya di sekolah saat kegiatan Pramuka.
"Kejadiannya itu di ruang kelas saat kegiatan Pramuka, kebetulan pelaku adalah kakak pembinaan Pramuka di sekolah tersebut," jelas Kapolsek Loa Kulu, IPTU Rachmat Andika Prasetyo saat dihubungi detikcom, Rabu (8/3/2023).
Andika menjelaskan, peristiwa pencabulan telah dilakukan RD dalam waktu tiga tahun terakhir. Aksi terakhirnya dilakukan pada Minggu (5/3) sekitar pukul 04.00 Wita terhadap dua bocah berinisial PM dan MN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya kedua korban diajak ngobrol oleh pelaku, kemudian disuruh tidur, saat korban tidur disitu pelaku melakukan pencabulan dengan merabah-rabah kemaluan MN," terangnya.
Saat aksi cabul itu, MN pun terbangun dan mendorong tangan pelaku. Namun bukannya takut ketahuan, pelaku kemudian mendatangi PM dan kembali melakukan tindakan cabul.
"Ya jadi saat itu ada dua korban," kata Andika.
Usai kejadian, kedua korban kemudian menceritakan peristiwa yang dialaminya ke orang tuanya. Karena tak terima dengan tindakan RD orang tua korban langsung membuat laporan polisi.
"Keesokannya kita melakukan penyelidikan dan memeriksa korban dan saksi-saksi, setelah bukti cukup hari itu juga kita amankan pelaku," uangkapnya.
Kepada polisi RD pun mengakui perbuatannya. Dari keterangan RD pula polisi mendapatkan informasi bahwa sebelumnya pelaku telah melakukan tindakan cabul terhadap 4 siswa lainnya.
"Jadi pelaku mengakui bahwa telah mencabuli 6 anak, dan korbannya merupakan siswa SD dari 10 sampai 12 tahun," bebernya.
Dalam menjalankan aksinya, RD membujuk rayu korban-korbannya dan mengiming-imingi bermain game online.
"Modusnya dirayu dan diajak main game online," terang Andika.
Selain itu, RD mengakui bahwa dirinya memiliki kelainan seks (pedofilia). Hal itu terjadi karena waktu kecil pernah menjadi korban pelecehan.
"Pelaku mengakui mempunyai bentuk kelainan Seksual (pedofilia). Karena dulu pernah dilecehkan juga waktu umur 5 tahun dan kelainan tersebut sudah berlangsung selama tiga tahun," pungkasnya.
(hsr/asm)