Daun Kelor merupakan tanaman herbal yang sering dijumpai di Indonesia. Daun kelor atau dalam bahasa latin disebut Moriga oleifera memiliki sejumlah khasiat yang baik untuk kesehatan.
Dilansir dari detikHealth, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyarankan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat daun kelor agar menjadi modal masuk pasar obat herbal dunia. Tanaman ini diharapkan bisa mengimbangi tanaman herbal seperti ginseng dari Korea Selatan.
"Saya ingin ngimbangin seperti gingsengnya Korea, dibikin peneliti yang serius untuk masuk dunia internasional," kata Menkes, dikutip dari laman Sehat Negeriku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daun Kelor diketahui memiliki manfaat untuk menyembuhkan penyakit berbahaya. Beberapa di antaranya seperti hipertensi, diabetes, gangguan saluran pernafasan, dan penyakit kulit.
Saat ini, para peneliti semakin tertarik meneliti daun kelor karena disebut mengandung zat anti-tumor. Daun Kelor ini berperan penting dalam proses pencegahan.
Dikutip dari Red Moriga, daun kelor dapat masuk dalam kelompok tanaman luar biasa. Tanaman ini mengandung konsentrasi zat yang bermanfaat bagi kesehatan serta menjaga fungsi optimal dari tubuh jika dikonsumsi secara rutin.
Daun kelor merupakan tanaman yang dapat menjadi suplemen alami. Kandungan yang dimiliki meliputi hampir 50 antioksidan, 27 vitamin, 9 asam amino esensial, dan garam mineral.
Para peneliti saat ini mulai berfokus untuk meriset sifat anti-kanker daun kelor karena tanaman ini memiliki kandungan isotiosianat dan glukosinolat metabolit dengan konsentrasi tinggi. Benzil isosianat yang terkandung dalam daun kelor juga dapat digunakan dalam perawatan kemoterapi karena mampu meningkatkan ketahanan sel sehat yang mengalami perawatan invasif.
Khasiat lainnya yaitu daun kelor berperan dalam memperkuat kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan daun kelor memiliki kandungan protein yang tinggi, kalsium, vitamin, zat besi dan mineral (potasium dan magnesium). Termasuk untuk melawan penyakit tumor dan efek samping dari terapi.
Penelitian yang dilakukan Profesor madya dari Universitas of Alabama di Birmingham, Inggris, Shama Ahmad yang menganalisis daun kelor dari Arab Saud. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengungkap efek kelor pada mutasi fenotif, siklus biologis sel tumor, kelangsungan hidup, terkhusus kanker payudara, dan kanker usus besar.
Hasil penelitian menunjukkan seluruh komponen daun kelor memiliki kandungan zat-anti-tumor. Sedangkan di bagian biji tidak ditemukan sama sekali zat anti-tumor.
Sejumlah penelitian mengenai senyawa fenolik atau zat kanker lainnya disebut eugenol juga dikaitkan dengan beberapa penyakit seperti melanoma, karsinoma lambung, leukemia, tumor kulit, dan prostat. Selain itu, senyawa lain yang sangat langka dalam daun kelor yaitu d-allosea monosakarida juga disebut bisa menghentikan siklus sel tumor pada tahap awal.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Universitas of Alabama, dapat disimpulkan bahwa daun kelor memiliki zat anti-tumor baik pada mobilitas sel maupun pembentukan koloni proliferasi baru untuk penyakit kanker usus dan payudara.
(urw/asm)