Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Gorontalo mengaku proyek pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa terhambat cuaca sehingga lambat diselesaikan. Pihaknya menargetkan proyek yang dikeluhkan warga tersebut baru bisa rampung tahun ini.
"Kami Dinas PUPR akan targetkan tahun 2023 akan rampung pekerjaan kanal ini di jalan Hos Cokroaminoto," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Provinsi Gorontalo Romen S. Lanti kepada detikcom, Senin (6/3/2023).
Romen berdalih proyek tersebut lambat diselesaikan karena terhambat hujan. Selain itu peralatan juga belum memadai, namun dia enggan menyalahkan PT Multi Global Konstrindo sebagai kontraktor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlambat dikerjakan, penyebabnya hujan, dan alat belum lengkap," sebutnya.
"Jadi ke depan, semoga pengerjaan ini tidak akan ada lagi kendala. Kita berupaya menyelesaikan tepat waktu yang ditentukan," tambah Romen.
Romen beralasan, proyek dengan anggaran Rp 33 miliar ini sudah rampung untuk perbaikan kanalnya. Namun masih ada bagian lain yang masih butuh finalisasi.
"Kanal banjir ini jika sudah selesai pengerjaan nantinya akan menampung debit air dan akan sampai di pembuangan akhir," papar Romen.
Romen meminta warga sekitar Jalan Hos Cokroaminoto untuk bersabar. Dia mengaku jika proyek ini rampung maka akan berdampak baik kepada masyarakat sendiri untuk mengantisipasi banjir.
"Kita semua harus bekerja sama dan mendorong supaya pekerjaan cepat selesai tepat waktu sesuai ketentuan. Pengerjaan ini harus ada dukungan semua pihak terutama masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga bernama Jumadil mengeluhkan proyek Kanal Banjir Tanggidaa yang belum rampung. Kanal di lokasi juga dipenuhi sampah hingga menimbulkan baik tidak sedap.
"Disini saya lihat Kanal banjir banyak sampah bermacam-macam, apalagi jalan berdebu dan sangat tebal," tutur Jumadil saat dikonfirmasi, Senin (6/3).
Untuk diketahui, proyek Kanal Banjir Tanggidaa di Jalan Hos Cokroaminoto, Kelurahan Limba U I, Kota Selatan, Gorontalo dikerjakan Mei 2022 dan ditargetkan rampung 31 Desember 2022. Anggaran Rp 33 miliar berasal dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) Provinsi Gorontalo.
"Saya heran setahu saya proyek ini milik provinsi anggarannya banyak mengapa sampai sekarang proyek ini belum juga selesai," keluhnya.
(sar/hsr)