Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merespons ramalan ahli seismik Belanda Frank Hoogerbeets soal gempa dahsyat di Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara. BMKG tak berani memastikan ramalan tersebut namun meminta masyarakat tetap waspada.
Koordinator Bidang Observasi BMKG Wilayah IV Makassar R Jamroni mengatakan edukasi terkait gempa menjadi hal utama saat ini. Maka dari itu, masyarakat diharapkan dapat mengetahui apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi.
"Itu yang tidak bisa diprediksi (gempa dahsyat). Seandainya besok terjadi, seandainya yah, paling tidak Anda sudah tahu ke mana Anda harus menyelamatkan diri dan keluarga kita semua," kata Jamroni kepada wartawan, Jumat (3/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, prediksi Frank Hoogerbeets tidak memenuhi standar perhitungan gempa, sekalipun ia pernah meramal gempa Turki dan benar terjadi. Dia menyebut, kalaupun gempa itu terjadi, maka kekuatannya tidak sedahsyat yang diprediksi Frank Hoogerbeets.
"Begini, jadi dia mengatakan wilayah dari Rusia bersambung ke Filipina, Halmahera hingga Sulawesi itu jarak yang panjang sekali, itu lebih dari 7.000 kilometer kalau tidak salah, panjang sekali. Kalau dia bilang ada perkiraan (terjadi gempa) di garis itu, dihitung probabilitasnya itu kecil sekali, jadi kami memang tidak tahu kemungkinan itu," papar Jamroni.
Lanjut Jamroni, gempa hampir terjadi setiap hari di beberapa titik patahan di wilayah Sulawesi. Hanya saja kekuatan gempa itu hanya bermagnitudo kecil dan tidak menyebabkan getaran atau retakan.
"Untuk gempa, itu terjadi hampir setiap hari, tapi dengan magnitudo-magnitudo kecil, kemarin terjadi gempa 5,2 di daerah dekat Sigi, sekarang sudah menurun, untuk di wilayah Sulawesi Tengah," ucapnya.
Ramalan Frank Hoogerbeets Soal Gempa Dahsyat Sulawesi-Maluku
Frank Hoogerbeets sebelumnya sempat meramal gempa Turki. Kini dia kembali memberi ramalan baru soal gempa besar dengan magnitudo 8 akan terjadi di awal Maret di wilayah Indonesia.
Melansir CNBC Indonesia yang mengutip Youtube SSGEOS, Hoogerbeets menyebut tiga wilayah RI masuk dalam kategori gempa tersebut. Prediksi itu dikhususkan pada wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
"Sulawesi, Halmahera (Maluku Utara), mungkin Laut Banda (Maluku), Indonesia," kata dia saat menerangkan prediksi kemungkinan gempa.
Dia menjelaskan ada "konvergensi geometer" planet yang kritis antara tanggal 2-5 Maret. Hal itu mengakibatkan aktivitas seismik besar hingga sangat besar, bahkan mendorong gempa sekitar 3-4 Maret atau 6-7 Maret.
Selanjutnya Frank Hoogerbeets menyebut wilayah RI merupakan dampak dari konvergensi itu. Wilayah yang terkena dampak berada di semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kiril, Rusia lalu ke Filipina dan Indonesia.
Disebutkan dalam penjelasannya bahwa peta bumi dengan garis ungu, tanda di mana gempa kemungkinan terjadi. Gambar jangkauan gempa itu juga memperlihatkan Kepulauan Sunda Kecil seperti Bali, NTB, dan NTT.
Hoogerbeets pun mengatakan bahwa dirinya hanya memberi peringatan. Hal ini disebutnya sebagai upaya untuk mengantisipasi dan tidak bermaksud menakut-nakuti.
"Jika kamu berada di wilayah rentan gempa, kamu harus selalu membuat rencana gempa. Apapun ramalannya, kamu harus membuat rencana," tegasnya.
Sebelumnya, Hoogerbeets sebelumnya membuat ramalan gempa Turki, tiga hari sebelum kejadian. Gempa dengan magnitudo 7,8 pada 6 Februari menewaskan sekitar 50.000 orang.
"Cepat atau lambat akan ada gempa magnitudo 7,5 di wilayah ini (Turki selatan-tengah, Yordania, Suriah, Lebanon)," tulis Hoogerbeets, 3 Februari 2023.
(asm/urw)