Ular piton sepanjang 9 meter di Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditangkap hidup-hidup oleh warga. Nasib berbeda dialami 2 ular piton di Muna Barat yang sama-sama mati ditebas.
Dirangkum detikcom, Minggu (26/2/2023), ini perbedaan nasib piton 9 meter di Buton Tengah dengan 2 ular sejenis di Muna Barat.
Ular Piton 9 Meter di Buton Tengah Ditangkap Hidup-hidup
Warga di Buton Tengah, menangkap hidup-hidup ular piton berukuran 9 meter. Ular tersebut ditemukan warga di perkebunan kelapa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya ada anak-anak di sini mereka cari kelapa di kebun, nah mereka lihat itu ular di bawah pohon kelapa. Kurang lebih 9 meter," kata Kades Balobone Sabandia kepada detikcom, Sabtu (25/2).
Hewan melata itu ditemukan di kebun milik warga di Desa Balobone, Kecamatan Mawasangka, Buton Tengah, Selasa (21/2) sekitar pukul 16.00 Wita. Ular itu ditemukan dalam kondisi istirahat dan melingkar di kawasan perkebunan kelapa.
"Posisi ularnya sedang melingkar istirahat di bawah pohon-pohon kelapa," katanya.
Sabandia menuturkan warga yang menemukan ular tersebut tidak langsung menangkapnya. Melainkan mencari bantuan ke warga lainnya untuk mengevakuasi ular tersebut.
"Nah mereka yang dapat ini ada yang jaga ularnya di lokasi dan ada yang panggil warga kampung untuk menangkapnya," ungkapnya.
Ular tersebut ditangkap hidup-hidup oleh warga setempat karena tidak memakan hewan ternak atau sejenisnya. Setelah ditangkap ular tersebut lalu dibawa ke tengah kampung.
"Iya ularnya ditangkap dalam posisi hidup-hidup jadi tidak dibunuh dan dibelah perutnya karena tidak makan apa-apa," tuturnya.
Sabandia menambahkan bahwa ular tersebut ditangkap menggunakan peralatan kayu seadanya. Setelah ditangkap, warga kemudian menjualnya ke pengepul ular di Desa Lolibu, Kecamatan Lakudo, Buton Tengah.
2 Ular Piton di Munar Barat Ditebas Warga
Warga di Muna Barat juga menangkap dua ular piton masing-masing sepanjang 8 dan 9 meter. Kedua ular tersebut mati ditebas lantaran menyerang babi dan anjing warga.
Pertama, ular piton 8 meter ditemukan di sebuah hutan Desa La Haji, Kecamatan Napano Kusambi, Muna Barat pada Jumat (17/2) sekitar pukul 15.00 Wita. Ular tersebut ditemukan warga bernama La Bansi (60).
La Bansi awalnya mendengar suara rintihan babi saat berada di kebun. Dia pun lantas mencari tahu sumber suara dan mendapati ular piton hendak menyerang babi hutan.
"Saya sementara tidur-tidur di pondok-pondok tiba-tiba dengar suara babi bunyi," ucap La Bansi kepada detikcom, Senin (20/2).
La Bansi kemudian melumpuhkan ular yang sudah bergelantungan di atas pohon tersebut. Dia menyerang ular menggunakan parang dengan menebas ekornya saat kondisi dianggap sudah aman.
"Saya potong dulu ekornya satu kali terus dia turun dari pohon," sebutnya.
Setelah ditebas, ular piton tersebut kemudian terjatuh dari pohon. Tanpa pikir panjang, La Bansi kemudian kembali menebas ular sepanjang 8 meter itu di bagian leher.
"Dua kali saya potong di bagian bawah lehernya itu ular langsung mati," ungkap La Bansi.
La Bansi mengaku sempat ragu untuk membunuh ular tersebut. Namun dia khawatir ular raksasa itu bisa berdampak buruk terhadap warga sekitar jika dibiarkan.
"Kalau saya tidak lumpuhkan takutnya nanti dia serang orang-orang sekitar," imbuh La Bansi.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
Tiga hari berikutnya, warga Muna Barat kembali menemukan ular piton sepanjang 9 meter. Ular tersebut ditemukan petani bernama La Dewa (55) di Desa La Haji, Kecamatan Napano Kusambi, Rabu (22/2) sekitar pukul 08.00 Wita.
Ular tersebut juga mati ditebas La Dewa menggunakan kapak. La Dewa membunuh ular tersebut karena nyaris memangsa anjing miliknya.
"Kurang lebih 9 meter panjangnya ini ular," kata menantu La Dewa, Sadi kepada wartawan, Rabu (22/2).
Sadi mengatakan mertuanya awalnya hendak ke kebun bersama anjingnya. Dalam perjalanan, anjingnya yang tengah melintas di semak belukar tiba-tiba menggonggong.
"Tiba-tiba berteriak itu anjing, dia (La Dewa) pikir ada babi dia (anjingnya) ketemu. Tidak lama dia curiga, dia pergi lihat padahal ada mi itu ular dan anjingnya sudah posisi dililit," ungkapnya.
Sontak, La Dewa mengayunkan parang miliknya ke arah badan ular itu, tapi tidak mempan. La Dewa kemudian mengambil kapak miliknya yang ada di atas motor.
"Pertama mertuaku dia hantamkan pakai parang tapi tidak mempan, terus dia ambilkan kapak baru dia hantamkan sampai mati," beber Sadi.
Kedua ular piton tersebut bernasib sama mati di tangan warga. Keduanya pun sama-sama berakhir dijual kepada pengepul namun dengan harga yang berbeda.