3 Manfaat 'Intermittent Fasting', Pola Diet yang Populer

3 Manfaat 'Intermittent Fasting', Pola Diet yang Populer

Tim detikFood - detikSulsel
Sabtu, 25 Feb 2023 20:10 WIB
Hitung Kalori Makanan Ternyata Lebih Ampuh Turunkan BB Dibandingkan Puasa
Ilustrasi Foto: Ilustrasi iStock
Makassar -

Intermittent fasting merupakan salah satu pola diet yang populer. Sedikitnya ada tiga manfaat dari pola diet tersebut.

Dilansir dari detikFood, diet intermittent fasting semakin terkenal setelah banyak artis akui telah menjalaninya. Banyak orang yang menjalani pola diet tersebut lantaran lebih fleksibel dibanding pola diet lainnya.

Pasalnya, intermittent fasting tidak membatasi ketat jenis asupan makanan, melainkan waktu untuk mengonsumsinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku diet ini menjalani puasa dalam rentang waktu tertentu dan diperbolehkan makan pada jam-jam tertentu yang disebut sebagai jendela makan. Diet intermittent fasting pun memiliki beberapa pola.

Salah satu pola yang terpopuler adalah 6:8, yakni pelaku diet bisa puas makan selama 6-8 jam saja dalam satu hari. Kemudian untuk sisa waktunya, pelaku diet harus puasa, kecuali minum minuman tanpa pemanis.

ADVERTISEMENT

Pola lainnya juga ada 5:2, pelaku diet bisa makan normal selama 5 hari. Kemudian mengurangi asupan kalori hingga seperempat dari kebutuhan normal selama 2 hari. Pola diet tersebut bisa dipilih sesuai kebutuhan setiap orang.

Pola diet ini diklaim efektif oleh banyak orang. Namun tidak sedikit juga orang yang menentang konsep diet intermittent fasting lantaran menganggapnya bisa membahayakan kesehatan.

Maka dari itu, pria bernama Anthony J. Yeung yang telah menjalani pola diet ini selama 10 tahun mencoba membagikan pengalamannya. Berikut 3 manfaat intermittent fasting yang diungkapkan Anthony.

1. Tidak Akan Kelaparan

Pola diet intermittent fasting disebut tidak membuat orang yang menjalaninya mengalami kelaparan. Pasalnya pelaku diet ini hanya mengatur jam konsumsinya, bukan untuk mengeliminasi konsumsi makanan tertentu.

Pelaku diet akan mengubah waktu makannya sehingga ada jeda yang lebih lama. Selama jeda tersebut, pelaku diet intermittent fasting hanya boleh konsumsi air putih, kopi hitam, dan teh.

Penelitian menemukan, kalau rasa lapar selama jalani diet ini akan tetap stabil dan bahkan bisa berkurang. Penelitian lain juga menunjukkan membatasi konsumsi makanan selama 2 hari tidak akan mempengaruhi suasana hati, kemampuan kognitif, maupun kemampuan fisik seseorang.

2. Meningkatkan Kehilangan Lemak

Ditemukan kalau pola diet ini bisa memicu penurunan berat badan sebanyak 0,8 sampai 13% dari berat awal, tanpa efek samping serius, yang telah diulas oleh para peneliti Kanada terhadap 27 studi mengenai diet intermittent fasting.

Studi di University of Chicago, Amerika Serikat juga menemukan, wanita gemuk alami sejumlah besar kehilangan lemak dari pola diet berbasis puasa ini. Sementara itu, studi lain mengungkap bahwa diet intermittent fasting mampu memangkas lemak tubuh sebesar 4% hanya dalam 3 minggu.

3. Mungkin Hidup Lebih Lama

Intermittent fasting memang tidak menjamin seseorang bisa hidup hingga 100 tahun. Namun penelitian menunjukkan, pola makan ini bisa memperlambat penuaan dan menambah rentang waktu hidup.

Sebuah penelitian selama 3 tahun di panti jompo, menemukan kalau puasa mampu mengurangi angka kematian dan penyakit. Puasa dinilai sebagai metode efektif dalam manajemen berat badan.

Selain itu, penelitian yang dilakukan selama Ramadhan juga menemukan bahwa puasa secara signifikan mengurangi kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik sebesar 30%.

Sementara pada studi terhadap binatang, peneliti mendapati pembatasan kalori mampu meningkatkan rentang umur. Praktik puasa seperti pada diet intermittent fasting juga menghambat mTOR, jalur yang berefek kuat pada umur panjang. Penelitian menunjukkan puasa bisa mengurangi inflamasi pada tubuh.




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads