Nasib tragis dialami seorang santri berinisial AR di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). AR tewas dianiaya seniornya inisial AS (20) akibat dituduh mencuri uang pelaku sebesar Rp 200 ribu.
Peristiwa ini terjadi di salah satu asrama pesantren di Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda pada Sabtu (18/2) sekitar pukul 17.30 Wita. Sehari setelah kejadian, polisi kemudian menangkap AS.
"Pelaku menganiaya korban hingga meninggal dunia," kata Kapolsek Sungai Pinang AKP Noor Dhianto saat dihubungi detikcom, Rabu (22/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dhianto, pelaku AS emosi lantaran korban dituding mencuri uangnya. Pelaku AS menyebut korban juga telah mengakui mengambil uang miliknya.
"Motifnya emosi menuduh korban mencuri, karena sebelumnya dari keterangan pelaku, korban pernah mengambil uangnya dan korban mengaku, itu tapi kata pelaku masih kita dalami juga," paparnya.
Penganiayaan bermula saat pelaku mendatangi korban yang tengah makan bersama teman-temannya. Pelaku pun langsung menuduh korban mencuri uangnya.
"Waktu itu korban lagi makan sama santri seumuran di lantai dua. Kemudian pelaku datang dari asrama berbeda, mendatangi korban, dia menuduh korban yang mencuri uangnya Rp 200 ribu," terangnya.
Selanjutnya AS lantas menginterogasi korban. Pelaku mendesak korban mengaku jika uangnya yang disimpan di atas lemari diambil oleh AR.
"Diinterogasi lah korban, tapi korban merasa tidak ada ambil (sampai korban) sudah sumpah-sumpah. Karena emosi akhirnya pelaku menganiaya dengan cara dipukul dan ditendang," ungkap Noor.
Karena kondisi tubuh AR yang kecil membuatnya tak mampu melawan pelaku. Korban lalu tersungkur dan pingsan usai dihujani pukulan dan tendangan dari pelaku.
"Setelah korban pingsan dibawalah ke klinik pesantren dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit," bebernya.
Sayangnya korban dinyatakan meninggal sebelum sempat mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syahrani. "Diduga korban meninggal dalam perjalanan," sebutnya.
Sementara itu, pelaku AS saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Polsek Sungai Pinang. Polisi juga masih menunggu hasil visum korban.
"Pelaku masih kami periksa, untuk luka-luka korban kami masih menunggu hasil visum," pungkasnya.
(asm/sar)