Warga di Desa Curio, Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) bertaruh nyawa dengan melewati sungai berarus deras saat menandu jenazah menuju ke lokasi pemakaman. Bupati Enrekang Muslimin Bando menganggap itu hal biasa yang sering dilakukan warganya.
Momen warga Desa Curio menggotong jenazah menyeberangi sungai terjadi di Desa Curio, Kecamatan Curio pada Rabu (15/2) lalu. Momen miris ini sempat viral di media sosial.
"Bagi saya itu no problem. Hal yang biasa aktivitas itu kalau di Enrekang," kata Muslimin Bando kepada detikSulsel, Sabtu (18/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muslimin meminta hal tersebut tidak dipersoalkan. Ia justru mengapresiasi warganya yang memiliki jiwa sosial tinggi.
"Masyarakat kita ini memang rasa gotong royongnya terlalu tinggi jadi semua berlomba mau dapat pahala mungkin. Tidak perlu lah dipermasalahkan itu," bebernya.
Muslimin mengaku, sebenarnya di wilayah tersebut memiliki jembatan gantung yang terbuat dari kayu. Namun karena warga yang menggotong jenazah terlalu banyak sehingga lebih memilih melewati sungai yang arusnya sangat deras.
"Bukan tidak ada jembatan, ada kok jembatan gantung di sana. Tapi itu tidak bisa dilalui kalau terlalu banyak naik, makanya memilih lewati sungai," ungkap Muslimin.
Lebih lanjut ia mengatakan Pemkab Enrekang tengah membangun jembatan permanen di wilayah tersebut. Namun proyek itu belum rampung karena dikerjakan secara bertahap.
"Iya ada jembatan di sana sementara kita bangun, kalau tidak salah 2021 dibangun. Belum rampung karena pengerjaannya bertahap, tahun ini kami usahakan sudah rampung," ucapnya.
Untuk diketahui, dalam video viral yang beredar, sejumlah warga menggotong jenazah menggunakan keranda yang terbuat dari bambu menyeberangi sungai. Air di sungai tersebut cukup deras dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa.
Di seberang sungai, beberapa warga terlihat menanti jenazah tersebut. Mereka akan bergantian menggotong jenazah menuju lokasi pemakaman.
Jembatan Gantung Lapuk
Camat Curio Warman mengungkapkan wilayahnya memang memiliki jembatan gantung. Namun, kondisinya sudah lapuk sehingga sangat berbahaya jika diakses oleh warga, apalagi untuk membawa jenazah.
"Memang ada jembatan, tapi sudah lapuk jadi warga lewat sungai. Warga lewati sungai begitu memang sudah setiap hari begitu keadaannya utamanya bagi petani," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Curio, Zainal Budi mengatakan, warga terpaksa menggotong jenazah ke pemakaman karena belum adanya akses jembatan yang layak.
"Memang begitu terus, karena kan kuburan lokasinya jauh di seberang sungai," ungkapnya saat dihubungi terpisah.
"Sebenarnya ada jalan alternatif tapi kita jauh sekali keliling. Makanya warga nekat menyeberangi sungai. Belum ada jembatan, ada sih tapi belum jadi," imbuhnya.
(ata/sar)