Bupati Enrekang Muslimin Bando merespon adanya warga yang menandu jenazah dengan menerobos sungai berarus deras. Dia menilai itu merupakan hal yang biasa dilakukan warga di Enrekang.
"Bagi saya itu no problem. Hal yang biasa aktivitas itu kalau di Enrekang," kata Muslimin Bando kepada detikSulsel, Sabtu (18/2/2023).
Muslimin mengungkapkan, di wilayah tersebut sebenarnya memiliki jembatan gantung yang terbuat dari kayu. Hanya saja, warga yang menggotong jenazah terlalu banyak sehingga memilih melewati sungai ketimbang lewat jembatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan tidak ada jembatan, ada kok jembatan gantung di sana. Tapi itu tidak bisa dilalui kalau terlalu banyak naik, makanya memilih lewati sungai. Masyarakat kita ini memang rasa gotong royongnya terlalu tinggi jadi semua berlomba mau dapat pahala mungkin. Tidak perlu lah dipermasalahkan itu," ungkapnya.
Dia menambahkan, pada tahun 2021 Pemkab Enrekang memang sudah membangun jembatan gantung yang terbuat dari besi di wilayah tersebut. Hanya saja jembatan itu belum rampung karena dikerjakan secara bertahap.
"Iya ada jembatan di sana sementara kita bangun, kalau tidak salah 2021 dibangun. Belum rampung karena pengerjaannya bertahap, tahun ini kami usahakan sudah rampung," ucapnya.
Sementara itu, Camat Curio Warman mengutarakan, jembatan gantung yang lama kondisinya sudah lapuk dan sangat berbahaya jika masih diakses oleh warga. Sehingga, setiap warga hendak yang menyeberang terpaksa harus menerobos arus sungai.
"Memang ada jembatan, tapi sudah lapuk jadi warga lewat sungai. Warga lewati sungai begitu memang sudah setiap hari begitu keadaannya utamanya bagi petani," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga di Desa Curio, Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang terpaksa menandu jenazah menerobos derasnya arus sungai gegara tidak ada akses jembatan menuju lokasi pemakaman. Momen miris warga Enrekang menandu jenazah terlihat dalam video yang viral.
Dalam video yang diterima detikSulsel, Jumat (17/2) terlihat sejumlah warga sedang menggotong jenazah menggunakan keranda yang terbuat dari bambu menyeberangi sungai. Air di sungai tersebut cukup deras dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa.
Di seberang sungai, beberapa warga terlihat menanti jenazah tersebut, mereka akan bergantian menggotong jenazah menuju lokasi pemakaman.
(asm/alk)