Jeli memiliki tekstur yang lentur dan bergoyang-goyang ketika disajikan di atas piring. Ternyata penyebab jeli bisa bergoyang-goyang ada kaitannya dengan ilmu fisika loh!
Selain itu penyebab jeli bergoyang-goyang juga dipengaruhi oleh bahan pembuatannya. Simak penjelasannya berikut ini.
Dilansir dari detikEdu, melansir laman Royal Society of Chemistry jeli adalah jenis koloid (zat yang lekat) yang dikenal sebagai hidrogel. Sementara hidrogel merupakan jaringan rantai polimer padat yang tersebar melalui air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rantai polimer padat yang ada di dalam jeli disebut dengan gelatin. Dan gelatin ada karena percampuran dari berbagai asam amino yang berbeda.
Biasanya gelatin dibuat melalui proses hidrolisis parsial kolagen dari kulit dan tulang hewan. Namun seiring perkembangan zaman, kini gelatin bisa dibuat melalui tumbuhan rumput laut.
Maka dari itu, ada alternatif untuk para vegetarian yang tidak makan daging melainkan sayuran dan hasil dari tumbuhan.
Bahan Pembuat Jeli
Bahan dasar pembuat jeli adalah gelatin. Bahan tersebut ternyata bukan sembarangan, gelatin adalah bahan yang luar biasa.
Gelatin mampu menyerap air 10 kali lipat. Kendati demikian, gelatin tetap aman dikonsumsi karena tidak berasa, berbau, dan berwarna.
Gelatin tidak hanya digunakan untuk membuat jeli, biasanya juga digunakan untuk bahan pengental, ada di dalam kosmetik, hingga obat-obatan.
Air panas akan dicampur dengan bubuk gelatin yang bisa ditemukan di toko-toko pangan ketika ingin membuat jeli. Ikatan hidrogen antara rantai polimer gelatin akan putus karena air panas.
Oleh karenanya, jeli meregang dan bisa dibentuk sesuai wadah yang ditempatinya. Kemudian jeli harus melewati proses pendinginan sebelum akhirnya bisa dikonsumsi.
Proses pendinginan tersebut membuat rantai polimer pada gelatin kembali mengikat dan terbentuk kembali. Mereka akan membangun jaring tiga dimensi yang berisi kumpulan asam amino dan menjebak molekul air.
Pada dasarnya gelatin adalah protein yang dapat dicerna oleh enzim. Maka dari itu, sebaiknya tidak menambahkan bahan lain yang mengandung enzim seperti buah nanas dan kiwi segar.
Buah-buahan tersebut mengandung enzim bromelain dan aktinidain yang bisa memecah rantai polimer di gelatin. Ketika rantai polimer gelatin pecah, air tak akan terperangkap dan jelly bisa berbau tidak enak.
Ilmu Fisika di Jeli
Jeli bisa bergoyang-goyang juga karena adanya ilmu fisika yang berlaku, yakni fenomena resonansi. Pada dasarnya, jeli hanyalah air yang diikat oleh rantai polimer gelatin.
Oleh karena itu, jeli dapat menangkap getaran dengan cara yang sama seperti cairan. Bahkan jeli mampu bergoyang-goyang karena sentakan kecil.
Rantai polimer gelatin membantu fenomena resonansi agar bisa bekerja dengan baik. Rantai tersebut menahan jeli agar tetap berada di tempatnya bahkan ketika energi kinetik menghantamnya.
Jeli bisa bergoyang juga karena sifatnya yang elastis. Bahan gelatin pada jeli ini memiliki ikatan rantai polimer yang mampu mencegahnya meregang dan kembali ke keadaan semula.
Jadi dapat disimpulkan, jeli dapat menari di atas piring karena adanya energi kinetik yang ditransfer ke dalam getaran. Hal tersebut mengakibatkan fenomena resonansi.
Bahkan jeli bisa semakin bergoyang bila getaran diperkuat di seluruh struktur hidrogel jeli yang menyebabkan rantai polimer di dalamnya berubah bentuk.
Namun rantai polimer elastis yang dimiliki jeli akan kembali ke keadaan semula bila sumber energi dihilangkan.
(urw/alk)