Pertolongan pertama saat digigit ular berbisa penting untuk diketahui sebelum berakibat fatal. Pasalnya, jika terkena gigitan ular berbisa seperti kobra, secara berurutan seseorang akan mengalami luka yang parah, bengkak, gagal napas, dan tak jarang kematian.
Apalagi saat ini musim hujan tengah melanda beberapa wilayah Indonesia. Hal itu menyebabkan sekelompok ular mencari tempat perlindungan, seperti rumah warga.
Melansir laman detikHealth, Risiko yang dialami ketika digigit ular bisa terjadi sangat cepat karena racunnya menyebar dengan sangat progresif. Bila seseorang mengambil langkah yang salah, nyawa bisa menjadi taruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di masyarakat ada berbagai cara untuk melakukan pertolongan pertama saat digigit ular berbisa yang belum dipastikan kebenarannya, bahkan salah kaprah. Nah, berikut pertolongan pertama yang benar seperti dipaparkan oleh pakar toksikologi.
Pertolongan Pertama saat Digigit Ular Berbisa
Pakar toksikologi ular dr Tri Maharani memaparkan cara penanganan yang tepat ketika digigit ular berbisa dengan menghambat penyebaran racunnya dengan imobilisasi atau tidak bergerak.
Hal tersebut berguna mencegah racun ular mengalir ke dalam tubuh dan merusak organ vital, khususnya kelenjar getah bening. Pasalnya, racun ular dapat bergerak ke seluruh tubuh melalui kelenjar tersebut, meskipun hanya melakukan aktivitas sedikti saja.
"Untuk yang tidak tahu jenis ularnya, maka cukup dengan spalk aja. Tetapi kalau kita tahu itu (racun ular itu) neurotoxin, kita tambahkan dengan elastic bandage, ini yang dilakukan oleh orang-orang Australia karena ular Australia itu elapid neurotoxin," kata Tri saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Elastic bandage digunakan lantaran neurotoxin cepat menimbulkan kematian karena gagal napas dan kelumpuhan otot-otot.
"Neurotoxin itu cepat tuh menimbulkan kematian karena gagal napas dan kelumpuhan otot-otot, maka kita harus men-delay secepat mungkin dengan cara yang paling jitu. Ternyata cara yang paling jitu bukan imobilisasi, tapi ditambah dengan bandage-tan atau penekanan supaya ototnya tidak gerak, jadi bukan diikat," jelasnya.
Jika tidak menemukan spalk, seseorang bisa menggantinya dengan kayu, bambu, atau kardus tebal sehingga bagian tubuh yang terkena gigitan bisa ditahan.
Melalui video Youtube, dr Maha menjelaskan tahap pertolongan pertama saat digigit ular berbisa. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Kaki atau bagian tubuh lain yang tergigit ular diluruskan
- Kemudian diapit dengan dua benda keras dan datar seperti dianjurkan dokter.
- Setelah itu, diikat erat di bagian atas dan bawah agar benda tersebut tersanggah dengan benar.
- Pada kasus hematotoksik, seperti gigitan ular, progresivitas pembengkakan bisa dilihat dan ditandai menggunakan plester. Namun apabila ada perkembangan pembengkakan setelah dua jam, tambahkan penanda plester.
- Hitung selisih peningkatan pembengkakan menggunakan penggaris agar lebih akurat.
- Jika terbukti adanya pertambahan disertai tanda-tanda abnormalitas, orang tersebut sudah masuk fase sistemik sehingga diperlukan pertolongan medis sesegera mungkin.
Adapun pertolongan pertama saat digigit ular berbisa berdasarkan mitos seperti direndam air garam, disedot dan ditoreh atau dikeluarkan darahnya yang tidak akan memberikan penyembuhan yang optimal. Justru dapat membuat kondisi semakin parah.
Oleh karena itu, cukup lakukan anjuran dari dokter ahli dan secepat mungkin hubungi layanan medis terdekat.
(urw/alk)