Ternyata Gajah Bisa Bantu Selamatkan Bumi, Begini Peran Pentingnya

Ternyata Gajah Bisa Bantu Selamatkan Bumi, Begini Peran Pentingnya

Tim detikINET - detikSulsel
Selasa, 14 Feb 2023 19:40 WIB
Gajah Afrika, makhluk hidup terbesar bumi
Ilustrasi (Foto: CNN)
Jakarta -

Gajah rupanya memiliki peran penting dalam membantu menyelamatkan bumi. Kehadiran hewan ini disebut sangat mempengaruhi kadar karbon dalam atmosfer bumi

Dilansir dari detikINET, jika gajah musnah, maka hutan hujan di Afrika tengah dan barat, yang merupakan terbesar kedua di Bumi, dapat kehilangan 6-9% kapasitas penangkapan karbon atmosfernya. Jika kondisi ini terjadi, maka akan mempercepat pemanasan Bumi.

Gajah hutan memegang peranan penting dalam siklus karbon. Hal ini karena mereka bisa 'menipiskan' kanopi hutan hujan dengan cara memakan pohon tinggi yang tumbuh cepat dan hanya menangkap lebih sedikit karbon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan memakan pohon yang hanya menyerap sedikit karbon, maka secara otomatis akan tercipta lebih banyak ruang dan sinar Matahari untuk pohon yang tumbuh lebih lambat di bawahnya yang menangkap lebih banyak karbon dari lingkungan.

"Jika kita kehilangan gajah hutan, kita akan melakukan tindakan merugikan global terhadap mitigasi perubahan iklim," kata ahli biologi Stephen Blake dari Saint Louis University di Missouri, dikutip dari Science Alert.

ADVERTISEMENT

"Pentingnya gajah hutan untuk mitigasi iklim harus diperhatikan secara serius oleh pembuat kebijakan untuk menghasilkan dukungan yang dibutuhkan untuk konservasi gajah. Peran gajah hutan di lingkungan global kita tak bisa diabaikan," imbuhnya.

Tim peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan data dari studi sebelumnya dan informasi baru yang dikumpulkan di lapangan. Mereka kemudian menganalisis hampir 200 ribu catatan pola makan gajah hutan di Afrika yang mencakup lebih dari 800 spesies tumbuhan.

Analisis tersebut menunjukkan gajah memilih pohon dengan kepadatan karbon yang lebih rendah karena nilai nutrisi yang mereka dapatkan, bukan karena ketersediaannya. Pohon-pohon tersebut lebih disukai karena lebih enak bagi gajah dan lebih mudah dicerna.

Sedangkan, untuk buah, gajah lebih menyukai pohon dengan kepadatan karbon lebih tinggi yang memiliki buah lebih besar dan lebih manis. Ini artinya gajah juga berperan mendistribusikan benih pohon-pohon berat karbon ini lebih jauh di sekitar hutan. Bahkan, tanda bantuan gajah, beberapa spesies pohon mungkin saja tidak dapat bertahan hidup.

"Gajah memakan banyak daun dari banyak pohon. Mereka akan melucuti daun dari pohon, merobek seluruh cabang atau mencabut anak pohon saat makan, dan data kami menunjukkan sebagian besar kerusakan ini terjadi pada pohon dengan kepadatan rendah karbon," ujar Blake.

"Jika ada banyak pohon dengan kepadatan karbon tinggi di sekitar lingkungannya, itu berarti berkurang satu pesaing, yang dimusnahkan oleh gajah," tambahnya.

Saat ini, diperkirakan ada kurang dari 500 ribu gajah Afrika di alam liar. Jumlah populasi ini turun dari 3-5 juta selama abad terakhir.

Menurunnya populasi gajah secara drastis disebabkan perburuan gading , sebanyak 80% ternak hilang di beberapa daerah. Kondisi ini juga disebabkan oleh hilangnya habitat dan konflik manusia-gajah.

Sebuah studi baru menekankan akan pentingnya melindungi gajah Afrika, hewan terbesar yang masih ada di Bumi. Gajah merupakan salah satu dari sembilan spesies megaherbivora, pemakan tumbuhan terestrial dengan massa tubuh lebih dari 1.000 kilogram.

Saat ini, jumlah megaherbivora jauh lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Hal ini menyebabkan kondisi hutan tropis semakin memprihatinkan.

Dalam studi saat ini, para peneliti merencanakan melihat daerah dan spesies lain untuk meneliti bagaimana herbivora besar lainnya seperti gajah Asia dan primata dapat mempengaruhi kesehatan hutan hujan.

"Gajah adalah tukang kebun di hutan. Mereka menanami hutan dengan pohon-pohon dengan kerapatan karbon tinggi dan menyingkirkan gulma yang merupakan pohon-pohon dengan kerapatan karbon rendah. Mereka melakukan pekerjaan luar biasa untuk menjaga keanekaragaman hutan," tutup Blake.




(urw/asm)

Hide Ads