Seorang emak-emak di Desa Kakulasan, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) menanam padi di jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Aksi emak-emak itu menyita perhatian di media sosial.
Dalam unggahan beredar, tampak seorang emak-emak tengah menanam padi di ruas jalan desa. Jalan tersebut merupakan akses utama warga desa menuju ke kecamatan hingga penghubung jalan kabupaten.
Aksi emak-emak itu dilakukan pada Selasa (7/2) lalu. Aksi warga menanam pohon di jalan rusak tersebut bukan pertama kali terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga itu sebenarnya pernah sampaikan ke pak desa agar jalan itu diperbaiki. Cuman tidak direspons sama pak desa," ungkap Ketua Karang Taruna Kecamatan Tommo Muhammad Ikbal kepada detikcom, Jumat (10/2/2023).
Ikbal mengatakan jalan desa yang rusak parah memiliki lebar 4 meter dengan panjang kurang lebih 100 meter. Jalan tersebut memiliki kontur tanah licin dan berlubang.
"Yang parah ini kalau musim hujan, baru ini jalannya tidak rata. Ini warga yang begitu (tanam padi) bukan yang pertama kali," bebernya.
Diakui Ikbal, tak sedikit warga desa hingga pendatang yang mengendarai motor jatuh saat melalui jalan rusak tersebut.
"Ada warga bahkan pendatang juga jatuh dari motornya, jatuh biasa ji cuman memang harus diperhatikan ini, jangan sampai kalau ada yang jalan malam (lewati jalan rusak)," terangnya.
Selain itu kata dia, akses jalan warga tersebut tambah rusak karena dilalui truk milik perusahaan sawit yang berada dalam desa. Ia pun berharap pihak pemerintah desa hingga perusahaan sawit bisa bekerjasama memperbaiki jalan rusak tersebut.
"Paling tidak ditimbun, supaya rata jalan pas dilewati. Kan bisa itu dari desa ajak juga perusahaan karena truk mereka lewat disitu," pungkasnya.
Untuk diketahui, Kades Kakulasan Fince Lokonau sebelumnya juga dilaporkan oleh warganya ke bupati hingga aparat kepolisian. Para warga mengadukan kadesnya tersebut lantaran tak menyalurkan dana BLT selama 6 bulan.
Tim Inspektorat Mamuju kemudian mengungkapkan ada 94 warga Desa Kakulasan yang belum menerima dana BLT selama enam bulan. Akibatnya negara mengalami kerugian senilai Rp 169.2000.
"Ini laporan sementara dari tim di lapangan, hasil audit sementara kerugian negara karena tidak dibayarkannya BLT sebesar Rp 169.200.000," ungkap Kepala Inspektorat Mamuju Muhammad Yani kepada wartawan, Selasa (31/1).
(hmw/sar)