Kaidah Negosiasi yang Baik dan Cara Melakukannya dengan Benar

Kaidah Negosiasi yang Baik dan Cara Melakukannya dengan Benar

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Sabtu, 11 Feb 2023 01:15 WIB
Job Interview
Ilustrasi negosiasi (Foto: Thinkstock)
Makassar -

Kaidah negosiasi yang baik perlu dipahami karena hal tersebut merupakan penentu berhasil atau tidaknya negosiasi. Dengan memahami kaidah negosiasi yang baik, peluang dalam berhasilnya suatu negosiasi akan semakin besar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa negosiasi adalah proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Negosiasi diperlukan dalam aktivitas sehari-hari agar dua pihak yang berselisih terhadap suatu hal atau perkara dapat mencapai kesepakatan bersama. Negosiasi cukup umum dilakukan dalam keseharian, seperti dalam proses jual beli, penawaran barang, penawaran kerja sama, hingga negosiasi dengan rekan kerja atau atasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kaidah Negosiasi yang Baik

Dalam melakukan negosiasi, terdapat sejumlah kaidah yang perlu dipahami. Kaidah negosiasi ini merupakan hal yang sangat penting karena mencakup aturan kebahasaan yang digunakan dalam bernegosiasi.

Berikut ini kaidah negosiasi yang baik, sebagaimana yang dikutip detikSulsel dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

ADVERTISEMENT

1. Menggunakan Bahasa Persuasif

Kaidah pertama yang terdapat dalam proses negosiasi adalah penggunaan bahasa yang persuasif. Bahasa Persuasif artinya suatu bahasa yang digunakan untuk membujuk ataupun menarik perhatian pihak lain.

2. Menggunakan Kalimat Deklaratif

Kaidah negosiasi berikutnya adalah penggunaan kalimat deklaratif. Kalimat deklaratif ini disampaikan dalam bentuk isi pernyataan, dan berfungsi untuk memberikan informasi maupun berita mengenai suatu hal.

3. Kesantunan Bahasa

Kaidah berikutnya dalam melakukan negosiasi adalah penggunaan bahasa yang santun. Menggunakan bahasa yang santun dalam negosiasi dimaksudkan agar terjadi komunikasi yang baik antara kedua belah pihak sehingga tujuan negosiasi tercapai.

4. Menggunakan Konjungsi

Dalam bernegosiasi, umumnya digunakan kata penghubung antarkalimat. Beberapa contoh kata penghubung yang biasanya digunakan yaitu kalau, begitu, meskipun, walaupun, dan lainnya.

5. Menggunakan Kalimat Efektif

Salah satu kaidah yang cukup penting diterapkan ketika bernegosiasi adalah penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif artinya suatu kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, serta dapat menyampaikan informasi secara tepat.

6. Berisi Pasangan Tuturan

Kaidah berikutnya dalam sebuah teks negosiasi adalah penggunaan kalimat tuturan. Yang dimaksud dengan kalimat tuturan adalah kalimat yang diutarakan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud maupun tujuan tertentu.

Umumnya, dalam sebuah teks negosiasi tuturan ini berupa dialog yang artinya dilakukan oleh
dua orang maupun lebih.

7. Bersifat Memerintah dan Memenuhi Perintah

Kaidah negosiasi selanjutnya adalah bersifat memerintah atau menerima perintah. Artinya, dalam proses negosiasi, ada seseorang yang memerintah dan timbal baliknya ada yang memenuhi perintahnya tersebut baik secara langsung ataupun tidak.

8. Menggunakan Pronomina Persona

Kaidah berikutnya yang terdapat dalam proses negosiasi adalah penggunaan pronomina persona. Kata pronomina atau kata ganti merupakan suatu jenis kata yang menggantikan nomina maupun frasa nomina.

9. Kalimat Langsung

Umumnya, teks negosiasi yang ditulis sebagai acuan dalam bernegosiasi menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung merupakan suatu kalimat yang menirukan ucapan ataupun yang diutarakan oleh orang lain.

10. Menggunakan Kalimat Kontras

Dalam bernegosiasi, kaidah kebahasaan yang cukup umum diterapkan adalah penggunaan kalimat kontras. Yang dimaksud dengan kalimat kontras yaitu kalimat yang di dalamnya menyatakan perbandingan terhadap dua hal.

Contoh kalimat kontras yaitu kalimat yang di dalamnya penggunaan kata keterangan seperti: terlalu, lebih/ kurang, seperti, imbuhan se-, dll.

Cara Melakukan Negosiasi yang Benar

  1. Setelah mengetahui kaidah negosiasi yang baik, maka perlu diketahui juga cara melakukan negosiasi dengan benar. Berikut ini caranya:
  2. Mengemukakan pendapat disertai alasan, fakta, atau contoh yang jelas.
  3. Mengemukakan argumen dengan lancar, jelas, dan sopan.
  4. Memperhatikan penjelasan pendapat yang dikemukakan. Hal ini berhubungan dengan gaya bicara orang yang mengemukakan pendapat.
  5. Sampaikan pendapat-pendapat dengan intonasi dan suara yang keras agar mudah dipahami oleh orang lain.
  6. Berbicara dengan sopan dan bijaksana saat menyampaikan pendapat.
  7. Jangan mempertahankan pendapat dengan cara ngotot.

Contoh Teks Negosiasi

Agar seseorang bisa memahami negosiasi dengan lebih detail, diperlukan contoh yang bisa menjadi referensi. Berikut ini salah satu contoh teks negosiasi yang dilengkapi dengan penjelasan strukturnya.

Di sebuah pasar tradisional, Bu Heri mau membeli daging di salah satu lapak langganannya.

Orientasi

Penjual: Selamat pagi Bu Heri, Wah sudah belanja macam-macam, ya?
Bu Heri: Iya pak. Nanti sore akan ada arisan. Jadi, hari ini rencananya masak agak lebih banyak dibandingkan biasanya.
Penjual: Oohh. Ini kebetulan dagingnya segar-segar Bu. Baru sampai subuh tadi, belum kena freezer. Ibu Heri mau daging apa? Kambing apa sapi?

Permintaan

Bu Heri: Sapi sajalah Pak. Tidak berani makan daging kambing. Suami saya sedang naik tensinya, bisa gawat kalau makan daging kambing.
Penjual: Oh, tensinya sering naik, ya Bu? Kalau saya tiap hari makan daging, mau sapi atau kambing tidak masalah buat saya. Sejauh ini tensi saya aman, Bu. Akan tetapi, saya rajin makan ketimun, melon, semangka, apel, kangkung biar seimbang, Bu. Jangan lupa juga banyak minum air putih. Satu lagi yang terpenting adalah harus ikhlas, Bu!
Bu Heri: Ikhlas, bagaimana pak?
Penjual: Ya, kalau menjalani hidup ini ikhlas pasti, kan adem ayem saja. Jadi, tensinya tidak akan naik.
Bu Heri: Betul juga Bapak ini.
Penjual: Nah, ini! Ibu, silakan pilih, mau bagian mana? paha atau iga?
Bu Heri: Kalau paha sekilonya berapa pak?
Penjual: Masih sama bu seperti kemarin, 110 ribu, Bu.
Bu Heri: Kalau iga?
Penjual: Buat Bu Heri, saya berikan diskon saja, 105 ribu untuk 1 kg iga.

Penawaran

Bu Heri: Kalau begitu saya ambil daging bagian paha 1 kg, iga ½ kg, tetapi harganya boleh kurang, ya? Kan, saya sudah beli banyak.
Penjual: Ya, sudah, khusus untuk Ibu, semuanya saya berikan harga 210 ribu saja.
Bu Heri: Terima kasih, Pak. Bonus tulang, juga, Pak. saya hendak membuat kaldu.

Persetujuan

Penjual: Siap Bu Heri. Pokoknya beres.
(penjual daging itu mulai menyiapkan pesanan Bu Heri)
Bu Heri: Terima kasih pak.

Pembelian

Penjual: Ini Bu, sudah saya pisahkan iga dan paha. Semuanya 210 ribu.
Bu Heri: Terima kasih, Pak. Ini uangnya.
Penjual: Uangnya 250 ribu. Ibu tidak mempunyai uang pas?
Bu Heri: Wah, tidak ada, Pak, memangnya tidak ada kembaliannya, ya?
Penjual: Iya, belum ada uang kembaliannya. Begini saja, Ibu membayar 200 ribu dulu saja, sisanya besok ketika ibu belanja di sini.
Bu Heri: Oh, baiklah, kalau begitu. Besok sisanya akan saya berikan, Pak.

Penutup

Penjual: Iya Bu, tidak usah dipikirkan.
Bu Heri: Terima kasih, Pak.
Penjual: Ya bu. Salam untuk Pak Heri.
Bu Heri: Ya Pak.




(urw/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads