Matahari Tunjukkan Gejala Aneh yang Belum Pernah Terjadi

Matahari Tunjukkan Gejala Aneh yang Belum Pernah Terjadi

Tim detikINET - detikSulsel
Kamis, 09 Feb 2023 21:10 WIB
Ledakan besar di Matahari
Ilustrasi (Foto: ESA)
Jakarta -

Para Ilmuwan dibuat bingung oleh kejadian yang tidak biasa ditunjukkan Matahari. Diketahui, dalam sepekan terakhir sebagian permukaan matahari pecah dan mulai mengelilingi kutub utara, Matahari seolah-olah itu adalah pusara kutub raksasa.

Dilansir dari detikINET, ahli meteorologi luar angkasa, Tamitha Skov mengupload sebuah video fenomena tersebut ke Twitter. Dalam video tersebut menampakkan secara detail kejadian aneh yang terjadi di Matahari.

"Bicara tentang Pusaran Kutub! Materi dari utara baru saja memisahkan diri dari filamen utama dan sekarang beredar dalam pusaran kutub besar di sekitar kutub utara Bintang kita. Implikasi untuk memahami dinamika atmosfer Matahari di atas 55° di sini tidak bisa dilebih-lebihkan," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian ini, menjadi salah satu penemuan terbaru dari sejumlah pengamatan luar angkasa yang menarik, berkat kemampuan Teleskop Luar Angkasa James Webb.

Menurut NASA, solar prominence adalah fitur terang besar yang memanjang keluar dari permukaan Matahari. Tonjolan tersebut gabungan antara hidrogen dan helium, sehingga ketika meletus struktur menjadi tidak stabil dan meledak keluar, dan melepaskan plasma.

ADVERTISEMENT

Sementara Scott McIntosh, seorang fisikawan Matahari dan wakil direktur National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, mengaku belum pernah melihat pusaran yang seperti itu sebelumnya.

Meski begitu dia menjelaskan bahwa sesuatu yang aneh biasanya terjadi pada garis lintang 55 derajat Matahari setiap kali Matahari mengalami siklus. Adapun siklus Matahari merupakan perubahan periodik 11 tahun dalam aktivitas Matahari.

Selama periode tersebut hal-hal seperti radiasi Matahari, lontaran material Matahari, bintik Matahari, dan jilatan api Matahari berfluktuasi biasa terjadi.

McIntosh menggambarkan wilayah utara pada Matahari memiliki keunggulan sebagai 'pagar tanaman' dalam plasma Matahari yang muncul tepat di tempat yang sama di sekitar mahkota kutub Matahari setiap 11 tahun.

Meskipun para ilmuwan sudah mengamati keberadaan 'pagar tanaman' tersebut, tetap, area itu tidak pernah menghasilkan kutub angin puyuh seperti yang baru-baru ini diamati.

Para ilmuwan mengira hal itu berkaitan dengan pembalikan medan magnet Matahari, dan di percaya bahwa wilayah kutub sangat penting dalam menghasilkan medan magnet, akan tetapi mereka tidak tahu apa penyebab pastinya.

"Sekali setiap siklus Matahari, ia terbentuk pada garis lintang 55 derajat dan mulai bergerak ke kutub matahari," terangnya.

"Ini sangat aneh. Ada pertanyaan besar 'mengapa' di sekitarnya. Mengapa hanya bergerak ke arah kutub satu kali dan kemudian menghilang dan kembali, secara ajaib, tiga atau empat tahun kemudian di wilayah yang persis sama?" sambungnya.

McIntosh menambahkan bahwa, wilayah tersebut merupakan wilayah yang tidak bisa diamati secara langsung, karena para ilmuwan hanya bisa melakukan pengamatan Matahari dari bidang ekliptika, atau orbit planet.

Saat ini, Badan Antariksa Eropa sedang menjalankan misi Solar Orbiter. Misi ini dapat memberikan beberapa wawasan dan pengetahuan baru, karena mengambil gambar Matahari dari dalam orbit Merkurius. Walaupun demikian, untuk memahami sepenuhnya apa yang terjadi di Matahari diperlukan misi lainnya.

(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads