Kodam Mulawarman mengungkap alasan menggusur 11 rumah dan satu gereja di Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) pada Agustus 2022 lalu. Lahan tersebut diklaim milik negara dan telah tercatat di Denzibang Tarakan dan Dinas Pendapatan Daerah Malinau.
"Jadi memang lahan itu memang lahannya kita, dan sudah masuk dan sudah tercatat di Denzibang yang ada di Tarakan situ. Yang luasnya itu 6.900 meter persegi, dan juga tercatat di dinas pendapatan daerah juga lahan itu," jelas Kapendam Kodam Mulawarman Letkol Arm Kukuh Dwi Antono saat dihubungi detikcom, Senin (6/2/2023).
Antono menerangkan penggusuran yang dilakukan oleh Kodim Bulungan 0903 itu merupakan langkah pemurnian lahan milik TNI.
"Kita tidak mengusir mereka, jadi kita itu memurnikan lahan kita. Karena memang masyarakat yang menempati di sana enggak ada izin juga," terangnya.
Menurut Antono, warga yang menempati lahan tersebut tidak memiliki bukti kepemilikan hak lahan yang sah. Hanya saja dari warga mengklaim lahan itu merupakan lahan yang didapat dari ahli waris.
"Mereka mengklaim katanya tahan itu tanah ahli waris. Tapi oleh Dandim (Bulungan) itu sudah ditanyain tapi mereka tidak punya bukti-bukti surat atas kepemilikan lahan itu," ungkapnya.
Antono menegaskan, pihaknya telah memberikan imbauan kepada warga untuk meninggalkan lahan tersebut. Namun dikarenakan terjadi penolakan dari warga, TNI pun akhirnya melaksanakan penggusuran.
"Jadi perihal penggusuran itu kita pemurnian dan memang sebelumnya sudah dilakukan pemberitahuan, sosialisasi juga kepada warga di situ pada bulan Januari sampai Juli 2022. Karena mereka tetap bersikeras itu lahannya, makannya dengan kegiatan pemurnian lahan itulah kita melakukan seperti itu," bebernya.
Kodam Mulawarman Bantah Gusur Gereja
Terkait adanya perobohan satu gedung gereja di lokasi penggusuran, Kodam Mulawarman membantah hal itu. Menurutnya bangunan tersebut merupakan sebuah pos pelayanan dan bukan merupakan sebuah gereja.
"Terkait dengan pemberitaan perobohan Gereja, itu sebenarnya bukan gereja, itu tidak benar, jadi itu pos pelayanan umat, bukan gereja itu," jelas Antono.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
(ata/hmw)